Denmark Nilai Indonesia Berlimpah Sumber EBT yang Bisa Dimanfaatkan
Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen menilai banyak sumber Energi Baru Terbarukan/EBT di Indonesia yang bisa dimanfaatkan. Ini karena letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa.
Sumber energi baru terbarukan yang ada di Indonesia itu bisa dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik dengan kapasitas 200 sampai 400 Giga Watt/GW. “Indonesia punya geothermal, surya, biomassa, dan lainnya yang potensinya besar," ujar Rasmus Abildgaard di kediamannya, Jakarta pada Jumat (23/3).
Namun untuk memanfaatkan potensi energi baru terbarukan itu ada beberapa tantangan. Tantangan itu harus bisa diselesaikan pemerintah Indonesia.
Kendala itu bisa terdiri dari teknis dan nonteknis. “Secara teknis kendalanya bisa diatasi, tapi mungkin pertanyaan lainnya adalah apakah ini mahal atau tidak?" ujar Rasmus.
Rasmus juga mencontohkan bagaimana pengembangan energi baru terbarukan di negaranya. Hingga 2020 Denmark menargetkan 54 persen pembangkit listriknya menggunakan tenaga angin.
Di sana, pembangkit listrik tenaga angin di lepas pantai, merupakan yang termurah. Biayanya hanya sekitar € 40 per MWh, berdasarkan pendekatan perhitungan levelized cost of energy (LCOE).
Atas dasar itu, menurutnya, biaya pengembangan di Indonesia juga bisa menjadi murah. Apalagi tren global yang mulai beralih ke EBT. "Semakin lama biaya investasi EBT semakin turun. Jadi investasi saat ini, baik solusinya dan implementasinya bisa dilakukan. Seperti China, perkembangan EBT di sana sudah sangat baik," ujar Rasmus.
Head of Energy Cooperation Soeren Mensal Kristensen juga mengatakan dengan perkembangan teknologi yang semakin baik, harga EBT semakin murah. "Harga semakin turun dan jumlah EBT akan semakin meningkat," kata dia.
Untuk mengatasi kendala yang ada dalam pengembangan EBT, Denmark sudah membantu Indonesia memetakan potensi angin di Indonesia. Studi tersebut menghasilkan wilayah dengan potensi angin yang besar, di mana bisa dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Soeren Mensal mengatakan, potensi angin yang paling bagus ada di Sulawesi Selatan. Potensi lainnya ada di sepanjang selatan pulau Jawa, terutama di Banten, Aceh, dan Kalimantan.
(Baca: Pembangkit Listrik Tenaga Angin Terbesar di Indonesia Beroperasi 2018)
Data potensi itu bisa menjadi pengembangan energi baru terbarukan ke depan. "Kami bisa memaksimalkan potensi yang ada. Paling penting, harus ada rekomendasi data, ini dipelrukan untuk melihat perkembangan," ujar Mensal.