Lima Langkah Pemerintah Hadapi Lenyapnya Puluhan Pekerjaan

Desy Setyowati
16 April 2018, 16:14
Internet digital
Arief Kamaludin|KATADATA

Pemerintah menyadari banyak pekerjaan bakal tidak ditangani lagi oleh manusia di era digital. Jumlahnya bisa mencapai puluhan jenis. Tak hanya menimpa pekerja-pekerja “kasar”, juga pada jenis pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah menyiapkan lima langkah agar pengangguran tidak meningkat signifikan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, industri Indonesia sudah terbiasa dengan penggunaan robot sejak 1970-an atau revolusi 3.0. Dari pengalaman itu, ia melihat sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih berpeluang mendapat pekerjaan. “Orang di balik robot masih akan ada,” ujar Airlangga saat diskusi “Indonesia Siap Menuju Revolusi Industri 4.0” di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (16/4).

Kendati demikian, antisipasi tetap perlu dilakukan. Tenaga kerja yang dicari ke depan akan berubah. Pemerintah tak ingin ketidaksesuaian (miss match) antara SDM yang tersedia dan kebutuhan membuat pengangguran meningkat drastis. Alhasil, ketimpangan dan kemiskinan di tanah air juga meningkat. (Baca juga: Kolaborasi, Solusi Menghadapi Disrupsi Industri Media).

Sepanjang 2017-2020, Kementerian Ketenagakerjaan memproyeksi sejumlah pekerjaan bakal hilang seperti manajer administrasi, mekanik, tukang cetak, pengantar surat, sopir, petugas ekspedisi, dan lainnya. Lalu pada 2021-2025, pekerjaan yang mulai lenyap dari genggaman manusia seperti resepsionis, tukang kayu, desain tiga dimensi (3D), pengolah semi konduktor, teller bank, travel agent, dan operator mesin.

Setelah itu hingga 2030, pekerjaan yang diperkirakan hilang makin bertambah. Kali ini akan menimpa ahli las, staf akuntan, sopir truk, operator, dan ahli mesin. (Baca: Chatib Basri Prediksi Teknologi Ciptakan 5,1 Juta Pengangguran Baru).

Untuk itu, pemerintah menyiapkan lima langkah antisipasi. Pertama, memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang memberikan pendidikan vokasional. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa kapasitas pelatihan vokasi secara nasional sebanyak tiga juta pekerja sepanjang tiga tahun ini. Jumlah itu terdiri dari pendidikan vokasi ke pekerja di kalangan masyarakat sebanyak 1,83 juta, pemerintah 752,5 ribu, perusahaan 420 ribu, dan kewirausahaan 30 ribu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...