Tertekan Persaingan Global dan Regulasi, Ekspor Mandom Turun 1,5%
Produsen produk kosmetik dan barang konsumsi, PT Mandom Indonesia Tbk (TCID), membukukan pendapatan ekspor sebesar Rp 640 miliar atau turun tipis 1,5% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 650 miliar. Turunnya ekspor perusahaan, salah satunya disebabkan oleh meningkatnya persaingan, peredaran produk palsu serta penerapan regulasi yang ketat di sejumlah negara tujuan.
Wakil Presiden Direktur Mandom Makmum Arsyad, mengatakan 2017 merupakan tahun menantang bagi perusahaan. Di dalam negeri industri perseroan terkendala penurunan daya beli. Badan Pusat Statistik mencatat, di 2017 pengeluaran konsumsi rumah tangga sebagai komponen terbesar pertumbuhan ekonomi, tumbuh melambat menjadi 4,95% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,01%.
Sementara di luar negeri perusahaan menyatakan penurunan penjualan terjadi lantaran adanya gejolak politik serta banyaknya regulasi menghambat kinerja ekspor perusahaan di negara tujuan.
"Persaingan dengan produk murah dan produk kosmetik palsu yang banyak dijumpai di pasar Afrika dan Timur Tengah juga menyebabkan ekpor kami menurun di kedua kawasan," ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indoensai (BEI), Kamis (19/4).
Meski demikian, kebijakan Mandom Group untuk meningkatkan ekspor ke kawasan Asean berdampak positif. Miaslnya, ekspor ke Malaysia yang naik dua digit seiring dengan meningkatnya permintaan produk Gatsby styling dan kosmetik PIXY.
Secara total, Mandom Indonesia mencatat pertumbuhan penjualan 7,1% menjaid Rp 2,71 triliun dari tahun seblumnya Rp 2,53 triliun. Sekitar 76% penjualan perusahaan masih ditopang pasar domestik, sementara ekspor berkontribusi sekitar 24%. Sementara untuk perolehan laba bersih, perseroan juga mencetak kenaikan sebesar 10,5% menjadi Rp 179 miliar.
Pada tahun ini, perusahaan menargetkan peningkatan ekspor ke negara tujuan salah satunya dengan startegi produk yang lebih variatif.
(Baca : Industri Manufaktur 2017 Tumbuh 4,7%, Makanan Jadi Penyumbang Utama)
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian pada 2017, nilai ekspor produk kosmetik nasional mencapai US$ 516,99 juta, naik dibandingkan tahun 2016 sebesar US$ 470,30 juta.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dalam sebuah kesempatan mengatakan industri kosmetik telah menunjukan perkembangan beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun lalu mislanya, jumlah pelaku industri kosmetik dalam negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan menjadi 760 perusahaan. Sebanyak 95% di antaranya sektor industri kecil menengah & sisanya berskala besar.
“Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa di antaranya sudah mulai mengekspor produknya ke luar negeri seperti ke ASEAN, Afrika dan Timur Tengah,” ujar Airlangga.
Sementara di sisi pasar, posisi Indonesia juga cukup menjanjikan seiring dengan tingginya populasi penduduk usia muda. Karenanya dia optimistis Indonesia memiliki daya saing dalam mengembangkan industri kosmetik sehingga tak sekedar dijadikan pasar, tapi juga bisa bersaing dengan produsen kosmetik di Asia seperti Korea Selatan dan Thailand.
(Baca Juga: Ditopang Industri Makanan, Pertumbuhan Manufaktur Besar Capai 5,5%)