Pelemahan Rupiah Menekan Industri Makanan dan Minuman

Dimas Jarot Bayu
24 April 2018, 11:35
Makanan Minuman
ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Gerai makanan dan minuman.

Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan pada April 2018. Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan hingga nyaris menyentuh Rp 14 ribu per dolar AS mulai Jumat (20/4).

Pelemahan nilai tukar rupiah dinilai dapat menekan industri makanan dan minuman dalam negeri. Sebab meningkatnya dolar Amerika Serikat bakal berpengaruh ke beberapa komponen yang kerap diimpor dari luar negeri.

Advertisement

"Ada pengaruh ke bahan baku, kedua energi," kata Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (23/4).

Menurut Adhi, hingga saat ini kondisi rupiah masih berada di ambang batas yang dapat ditoleransi. Namun ketika menyentuh level Rp 14.000 per dolar,  industri menyebut bakal mencapai titik kritis.

(Baca juga: Permintaan Dolar AS Membesar, Penyebab Kurs Rupiah Nyaris Rp 14 Ribu)

Adhi pun berharap agar rupiah tetap stabil ke depannya. Menurut Adhi, stabilitas rupiah penting karena industri makanan dan minuman telah memiliki perencanaan dan kontrak tahunan dengan pihak luar.

"Kalau tiba-tiba melonjak naik itu kan agak repot juga," kata Adhi.

Menurut Adhi, untuk bisa mengantisipasi ini diperlukan adanya dorongan untuk meningkatkan ekspor. Hal ini untuk menutupi tingginya impor bahan baku dan energi yang akan terimbas pelemahan nilai tukar rupiah.

Hanya saja, nilai impor industri makanan dan minuman saat ini masih lebih tinggi dibandingkan ekspor. Adhi menjelaskan, neraca ekspor-impor industri makanan dan minuman pada 2017 defisit sebesar US$ 1,3 miliar, meski secara keseluruhan masih positif karena kontribusi sawit.

"Makanya beberapa perusahaan memikirkan bagaimana kami harus imbangi dengan ekspor sebanyak-banyaknya supaya bahan baku terimbangi," kata Adhi.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement