Permintaan Dolar AS Membesar, Penyebab Kurs Rupiah Nyaris Rp 14 Ribu

Martha Ruth Thertina
23 April 2018, 14:37
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Ameriksa Serikat (AS) semakin tertekan di April 2018 ini. Padahal, dana asing sudah kembali masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). Nilai tukar rupiah menembus 13.900 mulai Jumat (20/4) pekan lalu dan berlanjut ke Senin (23/4) ini.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan pelemahan terjadi lantaran adanya kebutuhan besar dolar AS, terutama untuk pembayaran dividen dan impor perusahaan-perusahaan besar seperti PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina. “Jadi, real demand,” kata dia kepada Katadata, Senin (23/4).

Advertisement

(Baca juga: Ekonom Bicara Kejatuhan Rupiah dan Kebijakan Bunga BI)

Di sisi lain, ia melihat adanya kecenderungan eksportir enggan menjual dolar. Alhasil, pasokan dolar terpengaruh. “Eksportir banyak menahan karena mereka khawatir rupiah terus melemah, jadi mungkin perlu instrumen untuk menjamin ketersediaan valas (valuta asing) supaya ketika membeli lagi, valas tersedia,” ujarnya.

Instrumen yang dimaksud yakni instrumen hedging (lindung nilai) valas. Dari segi tenor misalnya, eksportir juga membutuhkan hedging yang berjangka panjang, selain berjangka pendek. Sejauh ini, hedging kebanyakan hanya berjangka satu bulan atau tiga bulan.

Namun, kebijakan tersebut juga diakui belum tentu membuat eksportir jadi tertarik untuk segera melepas dolarnya. Sebab, eksportir juga mengharapkan keuntungan. Jadi, kemungkinannya mereka baru akan menjual jika kurs rupiah dalam tren menguat. “Mereka lihat opportunity (peluang). Kalau jual, (mereka juga) mau untung,” ucapnya.

Dengan kondisi seperti sekarang, David menyebut yang bisa diharapkan untuk jadi penggerak transaksi valas di pasar adalah membesarnya pasokan valas seiring masuknya dana asing ke SBN. Ia mengakui dana asing sudah kembali masuk, namun jumlahnya dinilai belum cukup besar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement