Kadin Harap Rupiah Terjaga di Level Rp 13.700 per Dolar AS
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengeluhkan fluktuasi rupiah akibat penguatan dolar Amerika Serikat. Roslan berharap nilai tukar rupiah berada stabil di level Rp 13.700 – Rp 13.750 per dollar AS. Dengan kisaran tersebut, Rosan menyebut stabilitas rupiah masih terjaga dan tak mengganggu pebisnis.
Rosan menilai sulit apabila rupiah kembali ke level Rp 13.500 per dolar AS. Sementara apabila nilai kurs tukar rupiah mencapai Rp 14.000 per dolar AS akan berdampak negatif buat bisnis.
“Kalau ke Rp 13.500 per dolar AS realistisnya agak berat. Kalau sampai ke Rp 14.000 perdolar AS dampaknya pasti ada,” kata Rosan di Jakarta, Rabu (26/4).
(Baca juga: Menko Darmin: Fundamental Rupiah di Level Rp 13.500 per Dolar AS)
Roslan mengatakan fluktuasi rupiah membuat pengusaha kesulitan mengatur perencanaan bisnis mereka. Stabilitas nilai tukar rupiah dianggap faktor penting yang memberikan kepastian dalam berusaha. “Kalau fluktuasi kan dari segi planning jadi susah,” kata Rosan.
Rosan mengatalan sebenarnya ada beberapa pengusaha yang merasakan dampak positif akibat tren pelemahan rupiah, salah satunya sektor batubara. Hal tersebut lantaran sektor batubara lebih berorientasi ekspor dan menjual produknya dengan dolar AS. Alhasil, tren pelemahan rupiah membuat mereka lebih untung.
Hanya saja, Rosan menilai masih banyak sektor industri di Indonesia yang bergantung pada bahan baku impor, seperti makanan dan minuman serta farmasi. Alhasil, pelemahan rupiah akan membuat harga bahan baku menjadi mahal lantas merugikan industri tersebut. Menurut Rosan, beberapa sektor industri
“Kalau batubara mereka berharap bisa lebih dari Rp 14.000 karena mereka jual dengan dolar, sedangkan cost rupiah. Tapi banyak industri lain menggunakan material impor,” kata Rosan.
(Baca juga: Chatib Basri: Kontrol Harga BBM dan Risiko Utang BUMN Menekan Rupiah)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pun mengatakan pelemahan rupiah akan membuat nilai impor bahan baku bagi industri akan semakin mahal. Selain itu, pelemahan rupiah pun bakal berimbas kepada bertambahnya utang valuta asing Indonesia.
“Mata uang yang tidak stabil itu tentu tidak dikehendaki oleh para pengusaha,” kata Airlangga.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan nilai fundamental rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada pada level Rp 13.500-Rp 13.600.
Namun demikian, bila pasar terus mengkhawatirkan, rupiah dapat terus mengalami pelemahan. "Sebenarnya mungkin fundamentalnya ada di angka itu Rp 13.500- Rp 13.600. Tapi kalau situasi kemudian dipicu oleh omongan macam-macam, bisa saja dia bergerak sedikit ke sana dan ke sini," kata dia di Jakarta, Rabu (25/4).
Darmin mengatakan tidak ada yang membuat rupiah berubah secara signifikan. Adapun pelemahan terjadi akibat faktor eksternal. Salah satunya cuitan Twitter Presiden AS Donald Trump yang menuduh Rusia dan Tiongkok sebagai manipulator kurs. Hal ini dinilai membuat nilai tukar beberapa negara melemah.
"Tapi mestinya dasarnya tidak cukup untuk berlanjut, sehingga itu mestinya akan reda," katanya.
Darmin mengatakan, pemerintah akan menyehatkan fundamental ekonomi sebagai upaya untuk stabilisasi nilai tukar. Sementara intervensi akan dilakukan oleh Bank Indonesia.
(Baca juga: Gubernur BI Jelaskan 3 Faktor Dalam Negeri Penyebab Rupiah Melemah)