Jejak Teror dari Kerusuhan Mako Brimob ke Ledakan Bom di Surabaya

Yuliawati
Oleh Yuliawati
15 Mei 2018, 14:18
bom bunuh diri di gereja Surabayaa
ANTARA FOTO/HO/HUMAS PEMKOT-Andy Pinaria
Sejumlah sepeda motor terbakar sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

Siaran langsung (live) peristiwa kerusuhan di Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok pertama kali diunggah akun @sem_maliik87 pada Selasa (8/5) malam. Video yang dibuat oleh narapidana terorisme Wawan Kurniawan alias Abu Afif saat itu menggambarkan detik-detik awal kerusuhan di Mako Brimob.

Tak hanya video itu saja, secara kontinyu beragam foto dan video menggambarkan kengerian di Mako Brimob terus disebar baik lewat media sosial maupun di aplikasi percakapan Telegram dan Whatsapp. Kerusuhan selama 36 jam itu berakhir dengan meninggalnya lima polisi dan seorang napi teroris.

Sebanyak 155 narapidana menyerahkan diri setelah polisi memenuhi permintaan mereka bertemu dengan pendiri dan pimpinan Jamaah Daarut Daulah (JAD) Aman Abdurahman.

Aman dikenal sebagai ideolog dan mentor bagi para milisi ISIS asal Indonesia. Meski berada di dalam penjara, Aman disebut menggerakkan aksi teror bom Thamrin 2016 dan bom Kampung Melayu 2017 lewat jaringan kelompoknya di JAD. Kementerian Luar Negeri AS sejak tahun lalu telah memasukkan JAD sebagai organisasi teror global. 

Bukan kebetulan setelah kerusuhan Mako Brimob itu, berderet lima serangan teror terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Sebelum serangan Surabaya, terjadi pula penusukan yang menewaskan anggota polisi di Mako Brimob. Sekelompok teroris asal Sukabumi dan Bekasi pun disebut bergerak hendak menyerang Mako Brimob, namun berhasil dipatahkan.

"Kerusuhan yang disiarkan dan disebarkan lewat berbagai video, foto dan percakapan itu membangkitkan ghirah (semangat) sesama ansharut daulah atau para pendukung ISIS," kata Direktur Pelaksana Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR) Adhe Bhakti, dihubungi Katadata.co.id, Senin (14/5).

(Baca juga: Polisi Deteksi Narapidana Terorisme Mengajak Serang Mako Brimob)

Adhe mengatakan dari pantauan lembaganya, selama lima hingga enam hari sejak kerusuhan Mako Brimob terlihat komunikasi yang intensif di antara kelompok pro-ISIS.

"Muncul semacam senasib sepenanggungan melihat para narapidana di dalam penjara yang dianggap berjuang," kata Adhe.

Komunikasi ini, menurut Adhe, tak hanya terjalin di antara kelompok JAD pimpinan Aman yang didirikan 2015. Namun komunikasi juga terjalin antara pro-ISIS dari fraksi yang berbeda.

Selain kelompok pimpinan Aman, Adhe menyebut juga ada fraksi ISIS pimpinan Abdurrohim alias Abu Husna di Jawa Tengah yang merupakan eks Jemaah Islamiyah. Abu Husna pernah menolak kepemimpinan Aman karena belum pernah perang di Ambon, Poso, Mindanau dan Afganistan.

Para kelompok pro-ISIS ini, kata Adhe, selama ini terbagi dua berdasarkan kegiatannya, yakni sel-sel yang 'tertidur' atau nonaktif dan sel-sel yang aktif sedang menyiapkan serangan, namun masish menunggu momen yang tepat.

"Pelaku serangan di Surabaya itu merupakan sel-sel aktif yang sudah lama menyiapkan serangan dan mengakselerasi aksinya setelah kerusuhan Mako Brimob," ujar Adhe.

(Baca: Lima Polisi Meninggal dalam Kerusuhan di Rutan Mako Brimob)

Jaringan ISIS Jawa Timur

Kelompok teroris di Jawa Timur, bukanlah hal baru. Lamongan, sebuah kota di Jawa Timur merupakan tanah kelahiran trio bomber Bali 2002, yakni Amrozi, Imam Samudra dan Mukhlas.

Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) menyebut pesantren Al-Islam dan pondok pesantren lain di Lamongan ini terafiliasi dengan kelompok Jemaah Islamiyah (JI) pimpinan Abu Baakar Ba'asyir yang melakukan aksi teror periode 2000-2010.

Setelah ISIS muncul dan kegiatan JI meredup, jaringan Lamongan dan kota lain di Jawa Timur pun sebagian bergabung dengan kelompok teror global tersebut. Salah satu pentolan ISIS asal Indonesia, Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal yang berasal dari Pasuruan, Jawa Timur, bahkan tewas dalam perang di Suriah.

Peran sentralnya Jawa Timur dalam gerakan ISIS di Indonesia pun dapat terlihat dari dipilihnya Zainal Anshori alias Abu Fahry sebagai pengganti Aman Abdurrahman sebagai pimpinan JAD Indonesia pada 2015.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...