Di Bawah Buwas, Bulog Masih Enggan Eksekusi Impor Beras
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso belum mau mengeksekusi impor beras. Sementara, pemerintah telah menyetujui tambahan impor beras sebanyak 500 ribu ton untuk periode April-Juli 2018.
Pria yang akrab dipanggil Buwas tersebut menyebut stok beras Bulog saat ini masih mencapai 1,48 juta ton. Selain itu, alasan lainnya adalah agar petani tidak resah apabila impor beras membanjiri pasar. "Surat Persetujuan Impor terbit bukan berarti perlu dilaksanakan," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/5).
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional tersebut saat ini memilih untuk fokus menjaga stabilitas harga beras. Caranya adalah dengan mencari di daerah mana beras yang dijual dengan harga paling tinggi. "Jadi kalau ada yang menahan (pasokan) kami sudah ada di lapangan," kata dia.
(Baca juga: Kementan Sesalkan Keputusan Impor Beras Tambahan)
Sebelumnya, pemerintah telah menambah impor beras sebanyak 500 ribu ton untuk pengapalan pada periode April-Juli 2018. Tambahan tersebut menjadikan total impor beras mencapai 1 juta ton sepanjang tahun ini. Sebab, pada Januari 2018 lalu pemerintah telah merilis izin impor tahap pertama sebanyak 500 ribu ton.
Laporan Saigon Times pada 2 April 2018 lalu mengungkapkan bahwa ada tambahan ekspor beras Vietnam ke Indonesia sebanyak 300 ribu ton. Nguyen Ngoc Nam, Ketua Vietnam Food Association (VFA) menjelaskan bahwa impor beras 300 ribu ton ke Indonesia merupakan transaksi ketiga sepanjang 2018.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akhirnya memberikan penjelasan mengenai kronologis di balik keputusan izin impor beras sejumlah total 1 juta ton sepanjang 2018. Enggar mengatakan, keputusan impor dilakukan berdasarkan perhitungan ketersediaan suplai produksi beras dari petani.
Enggar mengatakan, kebijakan impor beras diputuskan berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) pada Februari 2018. Rapat kala itu dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, pihak Kementerian BUMN, dan Direktur Utama Bulog saat itu, Djarot Kusumayakti.
(Baca : Impor Beras Ditambah Lagi, Petani Pertanyakan Data Produksi Kementan)
Menurutnya keputusan impor itu diambil lantaran melihat stok beras di gudang beras yang mulai menipis, sementara kebutuhan masyarakat diprediksi terus meningkat. “Kebijakan diputuskan karena suplai beras yang kurang,” kata Enggar pekan lalu.
Per 23 Mei 2018, stok beras di gudang Bulog tercatat sekitar 1,3 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebesar 791.911 ton merupakan serapan beras milik petani, sedangkan 532.526 ton merupakan kontribusi dari beras impor.