Kredit Macet Rendah dan Uang Muka Murah Akan Genjot Pinjaman KPR

Image title
31 Mei 2018, 13:03
Perumahan
ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Pekerja menyelesaikan pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk Nelayan di Desa Kedungmalang, Kedung, Jepara, Kamis (20/7). Sebanyak 200 rumah bantuan pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk Nelayan setempat tersebut pembangunannya sudah mencapai 55 persen.

Kalangan perbankan meyakini laju kredit pemilikan rumah (KPR) makin membaik. Hal itu seiring menurunnya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di industri tersebut. Apalagi Bank Indonesia berencana melonggarkan pembayaran uang muka melalui relaksasi loan to value ratio (LTV) atau rasio kredit terhadap nilai agunan.

Kemarin, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono mengatakan relaksasi LTV akan berpengaruh luar biasa bagi BTN. Sebab kebijakan tersebut memudahkan nasabah KPR untuk membeli rumah dengan uang muka lebih murah. (Baca: BTN Janji Turunkan Bunga KPR Menjadi 9%).

Maryono pun tidak khawatir akan kemungkinan naiknya kredit macet mengingat pendapatan masyarakat semakin meningkat -NPL gross sampai Maret 2018 sebesar 2,75 persen sedangkan NPL nett 1,25 persen. Apalagi masa produktif penduduk Indonesia semakin meningkat.

“Kurang lebih 60 persen usia produktif. Kalau usia produktif meningkatkan, pendapatan dari masing-masing individu ini juga meningkat,” kata Maryono di Jakarta. Meningkatnya pendapatan setiap individu membuat kemampuan membayar yang sifatnya tetap pun semakin besar.

Rencana pelonggaran uang muka kredit rumah dilontarkan Gubernur BI Perry Warjiyo ketika dilantik pada Kamis pekan lalu. Kebijakan ini diyakini mampu mendukung perekonomian di sektor perumahan. Aturan tersebut, misalnya, akan terkait inden, termin pembayaran, dan nilai rumah yang bisa dibeli masyarakat.

Namun, Perry belum bisa menjelaskan lebih lanjut rencana pelonggaran tersebut. Yang jelas, semakin cepat pelonggaran diterapkan akan semakin baik. “Dampak terhadap lending properti juga bisa lebih segera,” kata Perry. 

Keputusan ini yang ditunggu-tunggu perbankan. Bila terlaksana, Maryono optimistis tingkat pembiayaan KPR dari BTN akan naik. Menurutnya, masih ada 11 juta masyarakat yang belum memiliki rumah dan setiap tahun ada tambahan 400 ribu orang yang tidak bisa membeli rumah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...