Kiprah Bupati Fenomenal: Air Kemasan hingga Starbucks ala Kulonprogo

Ameidyo Daud Nasution
15 Juli 2018, 11:54
Bupati Kulonprogo
Antara

Hasto Wardoyo tak menyentuh satu pun dari sederet air mineral kemasan yang disuguhkan pramusaji. Di acara “Indonesia Development Forum” yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Ritz Carlton Hotel, Kuningan, Jakarta, awal pekan lalu, Bupati Kulonprogo ini membawa bekal penghilang dahaga sendiri.

Bak Mahapatih Majapahit, Gadjah Mada, yang mengeluarkan sumpah Palapa, kepada sekitar 400 peserta acara -ada pula Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya- Hasto mengikrarkan “janji sucinya”. “Saya bersumpah tidak mau minum air selain AirKu.”

AirKu merupakan minuman mineral kemasan produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kulonprogo. Hasto memang mendorong badan usaha daerah itu untuk membuat air konsumsi, selain menyediakan air bersih untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Tepatnya, ia memaksa dengan menjadikan jabatan direksi PDAM sebagai pertaruhan bila tak bisa memproduksinya.

Hasto, yang memasuki priode kedua memimpin kabupaten di Yogya karta itu (2017-2022), memang ingin membuat daerahnya makin mandiri. Ia mulai serius menggarap beberapa ceruk bisnis. Dengan menimbang konsumsi masyarakat Kulonprogo hingga enam juta gelas air mineral sebulan, ia berharap dua juta gelas akan terpenuhi oleh AirKu (Air Kulonprogo).

“Karena orang kita ini miskin tapi nggaya, sudah tidak mau merebus air,” ujar Hasto dengan logat Jawa yang kental.

Ilustrasi Air Mineral AirKu
Ilustrasi Air Mineral AirKu (Katadata)

Tak hanya soal air mineral, dokter kandungan ini pun memimpikan daerahnya memiliki gerai kopi selevel Starbucks. Karenanya, anak buahnya pun diminta membuat brand kopi sendiri, termasuk gerainya. Ia menamakan StarProg.

Kopi tersebut merupakan hasil hilirisasi komoditas yang dikembangkan warga Kulonprogo. Dia mengatakan StarProg merupakan kepanjangan dari Starbucks Kulonprogo. Targetnya, StarProg dapat bersaing dengan gerai kopi internasional tersebut, bukan saja di perkampungan, juga menjajakannya di tempat yang lebih besar seperti sejumlah bandara.

(Baca juga: Libatkan Ahli Jepang, Bandara Kulon Progo Tahan Gempa & Tsunami).

Langkah fenomenal alumni Universitas Gadjah Mada ini yakni mendirikan “Tomira” atau Toko Milik Rakyat. Bak seorang salesman, Hasto memaparkan toko ini berkembang dengan mewajibkan gerai retail besar seperti Alfamart dan Indomaret menjajakan komoditas yang dihasilkan masyarakat Kulonprogo.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...