Misi Dagang Indonesia Semester I 2018 Capai Transaksi Rp 126 Triliun

Michael Reily
18 Juli 2018, 17:39
Pelabuhan Ekspor
Agung Samosir|KATADATA

Misi dagang Indonesia diklaim telah menghasilkan transaksi ekspor sebesar US$ 9,01 miliar atau setara Rp 126,14 triliun. Program ini merupakan salah satu strategi Kementerian Perdagangan untuk mencapai pertumbuhan ekspor 11% pada 2018.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda menyatakan, pemerintah mempertahankan negara-negara tujuan ekspor utama, selain meningkatkan perdagangan ke pasar nontradisional. “Kalau diam dan tidak melakukan sesuatu, sulit dalam situasi perdagangan ekonomi global sekarang,” kata Arlinda di Jakarta, Rabu (18/7).

Advertisement

Misi dagang dilakukan dengan membawa beberapa eksportir potensial untuk memperkenalkan produknya ke negara sasaran ekspor. Sepanjang tahun ini, Kementerian Perdagangan menjadwalkan 11 misi dagang dan 7 di antaranya telah berjalan pada semester I.

Pada 22 hingga 24 Januari 2018, misi dagang ke India menghasilkan transaksi US$ 2,16 miliar dengan produk emas batang, minyak sawit, gula kelapa, makanan ringan, pinang, produk kulit dan genteng metal. Misi dagang juga menghasilkan investasi sektor perkebunan kelapa sawit.

(Baca juga: Libur Lebaran, Neraca Dagang Juni 2018 Diprediksi Surplus US$ 600 Juta)

Kemudian, 25 sampai 27 Januari 2018, misi dagang ke Pakistan membukukan transaksi US$ 6,5 miliar dengan produk kopi, teh, kelapa sawit, makanan olahan, kakao, dan rempah-rempah. Ada juga investasi pabrik pengolahan sawit dan juga perdagangan bidang energi.

Arlinda menjelaskan, misi dagang juga dilakukan untuk memulai perdagangan, contohnya Selandia Baru. Misi dagang ke sana dilakukan pada 16 sampai 19 Maret 2018 dengan transaksi US$ 9,74 juta. “Mereka tertarik kopi dan crackers kita,” ujarnya.

Setelah itu, misi dagang juga dilakukan di Taiwan pada 24 - 26 Maret 2018. Pelaku usaha mencatatkan transaksi sebesar US$ 30,7 juta dengan komoditas yang berhasil dijual seperti furnitur, kopi, makanan dan minuman, perhiasan perak dan mutiara, serta produk kulit.

Grafik: Nilai Ekspor dan Impor Indonesia (Jan 2017-Mei 2018)
Nilai Ekspor dan Impor Indonesia (Jan 2017-Mei 2018)

Dari Bangladesh, pelaku usaha berhasil mencapai kontrak pembelian bus dan gerbong kereta api. Komoditas rempah-rempah, suku cadang kendaraan bermotor, produk busana muslim, makanan dan minuman, aksesoris, aroma terapi, serta kerajinan tangan mencapai transaksi US$ 279,19 juta.

Akhir  bulan lalu, Arlinda dan pelaku usaha juga melakukan misi dagang ke Tunisia dan Maroko dengan transaksi masing-masing US$ 2,7 juta dan 13,25 juta. Dia menjelaskan, kedua negara bisa menjadi hub ekspor ke Eropa. “Kedua negara punya perjanjian dagang dengan Eropa,” katanya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement