3 Tahun Surplus, Neraca Dagang Semester I 2018 Defisit US$ 1 Miliar

Michael Reily
16 Juli 2018, 15:25
No image
ktifitas bongkar muat kontainer di PT Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca dagang Indonesia pada semester I 2018 defisit sebesar US$ 1,02 miliar. Rapor merah neraca dagang tersebut merupakan yang pertama jika dibandingkan dengan perolehan neraca perdagangan Indonesia pada semester awal tahun 2015 -2017 yang terus mengalami surplus. 

Menurut catatan BPS,  pada semester I 2015 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 7,67 miliar. Kemudian semester I 2016 dengan raihan surplus US$ 9,53 miliar  serta semester I tahun lalu dengan realisasi surplus yang lebih tinggi sebesar US$ 11,84 miliar.

Adapun pada  periode Januari-Juni 2018,  Indonesia mencatat ekspor sebesar US$ 88,08 miliar. Namun angka tersebut terkoreksi seiring dengan realisasi impor yang mencapai US$ 89,04 miliar sehingga akhirnya menghasilkan defisit perdagangan sebesar US$ 1,02 miliar.

(Baca : Libur Lebaran, Neraca Dagang Juni 2018 Diprediksi Surplus US$ 600 Juta)

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan kenaikan impor sangat tinggi pada semester pertama 2018, yakni dengan angka kenaikan mencapai 12,66% dari US$ 72,33 miliar. “Impor perlu diwaspadai, pemerintah harus menerapkan berbagai kebijakan untuk menahan laju impor,” kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/7).

Dia menuturkan pada semester pertama 2018, ekspor nonmigas mencapai US$ 79,38 miliar dan ekspor migas sebesar US$ 8,67 miliar. Sedangkan dari sisi impor, nonmigas  mencatat angkaUS$ 75,00 miliar, sementara impor migas tercatat  US$ 14,03 miliar.

Namun,  jika dilihat secara bulanan (month-to-month/mom), neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 berhasil surplus US$ 1,74 miliar setelah sebelumnya mengalami defisit sebesar USD 1,52 miliar pada Mei 2018. Perolehan surplus tersebut juga melampaui prediksi Bank Indonesia yang sebelumnya memprediksi surplus di angka US$ 1 miliar. 

Menurut Suhariyanto, suplus tersebut antara lain berasal dari nilai ekspor sebesar US$ 12,99 miliar yang lebih tinggi dibanding realisasi  impor sebesar US$ 11,25 miliar. Ekspor nonmigas menyumbang sebesar US$ 11,27 miliar terhadap keseluruhan kinerja ekspor Indonesia sepanjang Juni 2018. Sementara ekspor migas berkontribusi US$ 1,72 miliar.

Sementara dari sisi impor,  nonmigas berkontribusi  US$ 9,14 miliar atau berhasil ditekan sekitar 38,23% dibandingkan Mei 2018 atau naik jika dibanding Juni 2017  sebesar 8,95%. Sedangkan impor migas, turun sekitar 26,11% dari bulan sebelumnya  dan melonjak 32,09% dibanding Juni 2017 menjadi US$ 2,11 miliar. Alhasil, surplus neraca perdagangan Indonesia di Juni 2018  masih tertekan defisit migas.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...