Produktivitas Benih Jagung Bantuan Pemerintah Jauh dari Target

Michael Reily
24 Juli 2018, 17:26
Petani Jagung
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyatakan hasil produksi benih jagung hibrida dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dan produsen domestik belum mencapai target maksimum. Saat ini, benih tersebut baru menghasilkan tiga hingga lima ton jagung per hektare.

Padahal, produksi benih jagung hibrida yang dipatok dalam program upaya khusus (Upsus) berpotensi mencapai 8,27 sampai 13,6 ton per hektare. Angka-angka tersebut terkuak dalam penelitian yang dilakukan di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sumenep, Madura.

Selain produktivitas, bobot produksinya pun tidak memenuhi standar. “Perlu peningkatan kapasitas dan teknik budidaya yang baik,” kata Peneliti CIPS Imelda Freddy di Jakarta, Selasa (24/7). (Baca juga: Bantuan Benih Jagung ke Petani Dituding Tidak Tepat Sasaran).

Untuk diketahui, program Upsus mewajibkan pemerintah menyediakan kuota sebesar 65 persen benih jagung. Sisanya sebesar 35 persen berasal dari perusahaan swasta produsen benih jagung. Dari jumlah itu, CIPS mengungkapkan benih dari pemerintah tidak mencapai level produksi optimal. Sementara penangkar benihnya tidak memiliki kualifikasi sehingga kualitas produksi rendah.

Pada beberapa kasus, benih bahkan mengeluarkan bau tidak sedap, serta terbalut jamur dan kutu. Terlebih, distribusinya juga sering terlambat hingga bisa mencapai sebulan, meski gratis. (Lihat pula: Mentan Tolak Tawaran Impor Jagung dari Rusia).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...