Kemarau Panjang dan Penurunan Produksi Kerek Harga Jual Jagung

Michael Reily
3 Agustus 2018, 18:01
Petani Jagung
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petani sedang memanen jagung di ladang.

Musim kemarau panjang yang  saat ini sedang terjadi di beberapa daerah mengerek harga jual jagung. Sebab, musim panas yang lebih panjang telah mengurangi kadar air dalam jagung  sehingga kualitas produksi jagung yang tercapai dalam beberapa waktu terakhir semakin membaik sehingga harganya tinggi.

Ketua Umum Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Shollahudin menyatakan kadar air hasil produksi jagung bisa mencapai 14% sampai 17%, sesuai kebutuhan industri. “Kualitasnya bagus sehingga harga naik,” kata Shollahudin di Jakarta, Jumat (3/8).

Selain karena kondisi cuaca, kenaikan harga jagung juga diakuinya karena  produksi semester dua yang  lebih rendah dibandingkan semester pertama. Menurutnya,  semester I biasanya menyumbang 65% terhadap rata-rata produksi jagung selama tahun, sementara 35% sisanya biasanya ada di semester II. Menurut data APJI,  produksi jagung nasional pada semester pertama telah  mencapai 18 juta ton dari target produksi setahun sebanyak 30 juta ton.

(Baca : Charoen Pokphand Akan Hibahkan 10 Mobil Pengering Jagung ke Petani)

Pasokan yang lebih sedikit pada semester kedua juga menjadi salah satu pemicu harga jagung yang tinggi. “Selama tiga bulan terakhir harga stabil dan ideal untuk industri,” ujar Shollahudin.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...