Jatuh Bangun Kontraktor Menemukan Cadangan Migas Raksasa di Indonesia
Pelaku industri hulu minyak dan gas bumi (migas) membagi cerita mengenai perjuangan menemukan cadangan dengan skala jumbo di Indonesia. Bahkan, ada kontraktor yang memerlukan waktu puluhan tahun untuk mendapatkan cadangan migas.
Salah satu blok migas yang menghabiskan waktu lama untuk menemukan cadangannya adalah Masela, tepatnya Lapangan Abadai. Inpex Corporation selaku operator Blok Masela membutuhkan waktu 15 tahun menemukan cadangan.
Adapun cadangan migas yang berhasil ditemukan di Lapangan Abadi, Blok Masela mencapai 2066 mmboe. Lapangan ini merupakan lima besar yang tergolong memiliki cadangan jumbo. Adapun, total cadangan minyak seluruh Indonesia 3.170 mmtsb dan gas 100 tscf.
Senior Manager Assset Support Inpex Henry Banjarnahor mengatakan pencarian cadangan migas di Lapangan Abadi dilakukan setelah kontrak diteken 1998. Saat itu eksplorasi di Indonesia Timur belum masif. Bahkan untuk mencari mitra pun sulit. "Di awal awal cari partner tidak satu pun tak ada yang mau, tapi manajemen punya misi untuk eksplorasi," kata dia dalam forum G&G Days 2018 Where to Find New Giant Fields di SKK Migas, Jakarta, Selasa (14/8).
Perusahaan asal Jepang itu mulai mengumpulkan data mendukung kegiatan pencarian migas. Inpex berani membeli data seismik dua dimensi (2D) sepanjang 2.594 kilometer (km). Selain itu membeli data terbuka dari pemerintah Australia sebanyak 3.500 km untuk seismik 2D.
Tak hanya Inpex, Chevron juga berbagi cerita tentang penemuan lapangan Minas dan Duri di Blok Rokan, Riau yang tergolong jumbo. Manager Exploration Chevron budi Setiawan mengatakan awalnya perusahaan tidak terpikirkan dan tak yakni bisa menemukan dua lapangan itu.
Dalam mencari cadangan di Duri dan Minas, Chevron juga melewati masa-masa sulit, seperti gagal mengebor unit sumur atau sumur kering (dry hole). Namun, perusahaan asal Amerika Serikat tetap memadukan data data seismik yang lama dan baru di lapangan tersebut dan membuahkan hasil.
Salah satu hal yang menunjang kesuksesan Chevron mendapatkan cadangan besar di Duri dan Minas, adalah teknolog seperti injeksi kimia. "Itu teknologi terakhir yang kami terapkan di Minas," ujar Budi.
Cadangan Duri ditemukan tahun 1941 dengan besaran 1.691 MMBOE. Adapun Minas ditemukan 1944 sebesar 4.234 MMBOE.
Blok lainnya yang tergolong memiliki cadangan besar dan penuh perjuangan menemukannya adalah Mahakam di Kalimantan Timur. Blok yang menjadi salah satu penyumbang produksi migas nasional ini kini dikelola PT Pertamina Hulu Mahakam, setelah kontrak Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation berakhir 31 Desember 2017.
General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Noor Syarifuddin mengatakan pencarian ladang migas Blok Mahakam dimulai sejak tahun 1960, saat itu mulai masuk perusahaan besar asing seperti Hufco, Unocal dan Japex. Lalu pada tahun 1970, Japec mengajak Total E&P untuk bergabung di Blok Mahakam dan menyerahkan blok tersebut dioperasikan oleh Total. Sejak Total masuk, barulah kegiatan eksplorasi mulai masif. "Total masuk, seismik intensif," kata dia.
Pada awal pencarian cadangan migas, Total jatuh bangun mencari migas di Kalimantan Timur itu. Bahkan perusahaan asal Prancis itu gagal mengebor tujuh sumur di Delta Mahakam dan berencana hengkang dari Blok Mahakam.
Namun, kata Noor, ada satu ilmuwan Geologi Total yang masih optimis meyakini ada cadangan migas di sana. Alasannya ada penemuan cadangan migas di Blok Attaka yang berdekatan dengan Mahakam. "Berdasarkan argumentasi itu, dia temukan sumur terakhir sumur Bekapai 1 pada Tahun 1972," ujar Noor.
Di tempat yang sama, Geoscience Supervisor ExxonMobil Indonesia Agung Budi Cahyono pun berbagi cerita tentang sepak terjang perusahaannya mendapatkan cadangan migas di Blok Cepu. ExxonMobil pertama kali masuk di Blok Cepu i tahun 2000 setelah mengakuisisi Humpus.
Setelah itu Exxon mulai mengebor sejumlah sumur di Lapangan Banyu Urip. Menurut Agung, pencarian cadangan migas di Blok Cepu sukses karena ilmuwan geologi memahami karakter reservoir.
Alhasil Exxon berhasil meningkatkan cadangan Blok Cepu, dari semula 450 juta barel menjadi 729 juta barel. Blok Cepu bisa memproduksi minyak dengan tingkat air yang terangkat sebesar 0,1%. "Produksi hingga Juni lebih dari 210.000 bph (Banyu Urip), produksi terbesar di Indonesia," kata dia.
(Baca: 10 Blok Migas Berpotensi Besar Hasilkan Cadangan Jumbo
Setidaknya ada empat tips yang dibagikan Agung agar sukses menemukan cadangan migas besar bagi perusahaan migas yang tengah melakukan eksplorasi. Pertama, jangan pesimis. Kedua, pakai teknologi yang mumpuni. Ketiga, memanfaatkan keahlian global. Keempat, perhatikan selalu aspek teknis dan komersial.