Kadin Dukung Langkah BI Menurunkan Suku Bunga Penukaran Rupiah
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang telah menurunkan suku bunga penukaran rupiah (swap rate) dengan perpanjangan tenor hingga 12 bulan.
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani menyatakan swap rate membuat pengusaha makin bersemangat dalam melakukan perencanaan bisnis. Dengan penurunan tarif swap rate, maka akan berkorelasi terhadap menyusutnya biaya lindung nilai (hedging).
“Saat pengusaha membutuhkan dolar, penukaran rupiah diberikan rate yang baik,” kata Rosan di Jakarta, Rabu (15/8) malam.
(Baca : Rajin Lelang Swap, Biaya Lindung Nilai TurunRajin Lelang Swap, Biaya Lindung Nilai Turun)
Dia menjelaskan skema BI dalam menurunkan biaya lindung nilai akan mulai dilakukan oleh perusahaan perusahaan pelat merah sektor perbankan, salah satunya Bank Mandiri.
Pihak perbankan juga tidak akan mengambil ongkos tambahan jika pengusaha melakukan penukaran rupiah oleh BI. “Kalau swap 5%, bank nasional tidak berikan tambahan biaya,” ujar Rosan.
Selain itu, jangka waktu yang lebih panjang menjadi 12 bulan juga menjadi salah satu kebijakan yang disambut baik karena bisa memberikan kepastian berusaha.
Karenanya, Kadin pun mengapresiasi langkag pemerintah yang telah dianggap cepat tanggap dalam menghadapi kondisi pelemahan nilai tukar rupiah saat ini.
Sejumlah pengusaha sebelumnya mengeluhkan biaya lindung nilai yang dianggap mahal. Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang menyatakan, tarifnya sekarang sebesar 5%.
(Baca juga: Dorong Konversi Devisa Ekspor, FasilitasHedging Perlu Dikaji Ulang)
Adapun, Ketua Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan, pemerintah perlu mencari cara supaya eksportir lebih tertarik mengkonversi dolarnya menjadi rupiah salah satunya dengan menurunkan tarif hedging.
Merespon hal tersebut, Bank Indonesia langusung melakukan lelang forex (FX) swap hingga tiga kali sepanjang pekan ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, lelang tersebut bertujuan untuk menurunkan rate swap pada berbagai tenor. Penurunan tarif swap berdampak positif terhadap penyusutan ongkos lindung nilai.
“Sebelumnya dinilai mahal (pengusaha). Biaya hedging menjadi lebih murah dibandingkan dengan bunga kredit modal kerja atau yang lain,” kata Perry, kemarin.
Sekitar US$ 335 juta dana yang diraup bank sentral merupakan bagian dari total penawaran yang masuk mencapai US$ 450 juta. Nilai yang diperoleh BI terdiri dari US$ 230 juta untuk tenor 1 bulan, US$ 45 juta untuk tenor 3 bulan, serta US$ 30 juta untuk tenor 6 dan 12 bulan.
Adapun untuk tarifnya tercatat 4,71% pada tenor sebulan, tenor 3 bulan sebesar 4,73%, tenor 6 bulan berkisar 4,82%, sedangkan tenor 12 bulan di level 4,90%.
Pada awal tahun, rate swap sempat berada di kisaran 3% lantas merangkak sejalan meningkatnya permintaan lindung nilai akibat depresiasi kurs rupiah. Dalam kondisi normal maka rate swap lazimnya bergerak di antara 3,5% - 4,5%.