Proyek Strategis Migas dan Listrik Ditunda Demi Rupiah

Image title
4 September 2018, 21:58
Migas
Dok. Chevron

Pemerintah berencana menunda beberapa proyek strategis nasional. Tujuannya untuk mengurangi beban impor, sehingga bisa membantu nilai tukar Rupiah (Rp) terhadap Dolar Amerika Serikat (US$) yang kini terus melemah mendekati level Rp 15.000 per US$.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan dengan penundaan itu harapannya bisa menghilangkan impor yang tidak diperlukan. “Beberapa proyek strategis nasional bidang kelistrikan dan migas perlu di-reschedule atau tata ulang,” kata dia di Jakarta, Selasa (4/8).

Advertisement

Di sektor listrik, dari proyek 35.000 Megawatt (MW), akan ditunda sekitar 15.200 MW. Proyek yang ditunda adalah yang belum mendapatkan kepastian pendanaan (financial close). Jadi, proyek yang seharusnya bisa selesai 2019, ada yang mundur hingga 2021 bahkan 2026.

Namun, proyek-proyek itu tidak dibatalkan. Penundanaan ini juga menyesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi. Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7%. Namun, hingga triwulan II tahun ini hanya 4,7%.

Meski dibatalkan, pemerintah tidak mengurangi target rasio elektrifikasi. Tahun 2019, targetnya 99% daerah di Indonesia sudah teraliri listrik. Saat ini sudah 97,3%. Hingga akhir tahun prediksinya bisa 97,5%.

Total investasi proyek tersebut sekitar US$ 24 hingga 25 miliar. Akan tetapi, dengan penundaan itu, pemerintah bisa mengurangi impor sekitar US$ 8-10 miliar.

Untuk mengurangi impor, pemerintah juga akan menggalakan penggunaan barang dalam negeri. Jadi, pemerintah tidak akan setujui rencana impor yang barangnya bisa diproduksi dalam negeri, baik di sektor minyak dan gas bumi (migas) atau listrik.

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement