Investor Beberkan Dampak Negatif Penerapan L/C Sektor Migas

Anggita Rezki Amelia
21 September 2018, 15:03
Sumur Minyak
Chevron

Investor minyak dan gas bumi (migas) yang tergabung dalam Indonesian Petroleum Asscociation (IPA) mulai menyoroti kewajiban menggunakan surat kredit berdokumen dalam negeri (Letter of Credit/LC). Kebijakan ini dinilai bisa berdampak negatif bagi industri hulu migas.

Direktur Eksekutif IPA Marjolijn Wajong mengatakan sudah mengevaluasi kebijakan tersebut. Hasilnya, kebijakan ini dapat berimplikasi negatif terhadap tingkat produksi siap jual (lifting) migas yang berhubungan dengan ekspor. Alhasil, dapat berimplikasi negatif pada penerimaan negara dari sektor hulu migas.

Kebijakan tersebut dapat berdampak negatif karena sudah ada kontrak jangka panjang yang tidak harus menggunakan L/C. Banyak juga pembeli migas yang tidak bersedia atau keberatan menggunakan LC.

Jadi, dengan terbitnya aturan ini, perjanjian jual beli harus diubah. “Hal itu menyulitkan, sehingga bisa mengakibatkan penundaan lifting,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (21/9).

Penggunaan L/C ini juga akan menambah biaya yang signifikan. Ini menjadi pertanyaan mengenai siapa yang membayar biaya tersebut.  

Dengan begitu, secara umum penerapan L/C membuat ekspor migas Indonesia berkurang daya saingnya. “IPA sedang melakukan dialog dengan pemerintah agar implikasi negatif ini dapat dihindari,” ujar dia.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan seharusnya pemerintah tetap konsisten menerapkan skema ekspor migas tanpa menggunakan L/C seperti sebelumnya. Apalagi, Devisa Hasil Ekspor (DHE) migas selama ini sudah tercatat di Bank Indonesia. Pemerintah tidak bisa mengubah itu karena ekspor migas rata-rata sudah terikat kontrak jangka panjang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...