Buku Neraca Terbit, Indonesia Akan Alami Defisit Gas Tahun 2025

Anggita Rezki Amelia
1 Oktober 2018, 20:46
Ambil Alih Lapangan Migas Blok Mahakam
Arief Kamaludin|KATADATA
ilustrasi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya merilis buku Neraca Gas Bumi Nasional periode 2018 hingga 2027. Dalam buku tersebut, Indonesia akan mengalami defisit gas tahun 2025.

Perhitungan defisit itu melalui tiga perhitungan. Perhitungan ini berbeda dari sebelumnya yang memproyeksikan kebutuhan gas nasional digabung antara kebutuhan gas yang sudah berkontrak dengan yang masih potensial.

Advertisement

Skenario pertama, kebutuhan gas dihitung berdasarkan pemanfaatan gas bumi dan tidak diperpanjangnya kontrak ekspor jangka panjang baik melalui pipa atau berupa gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG). Beberapa komitmen ekspor yang akan berakhir dan tidak diperpanjang seperti LNG Tangguh yang berakhir tahun 2020 dan 2022. Ada juga gas dari Blok Corridor yang kontraknya berakhir 2023. Lalu komitmen LNG 1973 dan 1981 (Western Buyers Extention) yang berakhir 2020.

Dengan metode itu, Indonesia tidak akan mengalami defisit hingga 2027, justru surplus. Misalnya, pada 2025, surplus gas mencapai 1.488 mmscfd, lalu pada 2026 surplus gas turun menjadi 1.050 mmscfd, dan meningkat lagi pada 2027 menjadi 2.103 mmscfd. Ini karena beroperasinya sejumlah proyek migas.

Adapun, pada skenario kedua, Indonesia sebenarnya mengalami surplus gas tahun 2018 hingga 2024. Namun, defisit terjadi sejak 2025 hingga 2027. Ini menggunakan asumsi kebutuhan gas sektor listrik Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027.

Penyebab lainnya penambahan industri retail sebesar 5,5%. Lalu, pelaksanaan proyek kilang sesuai jadwal. Pembangunan pabrik-pabrik baru petrokimia dan pupuk juga sesuai jadwal.

Defisit gas tahun 2025 mencapai 206 mmscfd. Asumsi kebutuhan pada saat itu diproyeksikan sebesar 7.594 mmscfd. Namun kebutuhan gas ini turun menjadi 7.520 mmscfd pada 2026, dan naik lagi menjadi 8.234 mmscfd pada 2027.

Skenario ketiga, Indonesia juga mengalami defisit tahun 2025. Faktornya hampir sama dengan skenario kedua. Namun, yang membedakan, ada potensi penambahan permintaan dari sektor nonretail.

Pada skenario ketiga ini, terjadi defisit gas sebesar 1.072 mmscfd pada 2025. Sementara  kebutuhan gas saat itu diperkirakan 8.803 mmcfd. Lalu pada 2026 kebutuhan gas pada skenario ketiga turun menjadi 8.759 mmscfd, lalu naik menjadi 9.504 pada 2027.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement