Lifting Migas Kuartal III Belum Capai Target, Cost Recovery Sudah 87%
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi (migas) kuartal III-2018 masih di bawah target yang dipatok Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Sementara itu, biaya penggantian biaya operasional sudah mencapai 87% dari target.
Data SKK Migas per 30 September 2018 menyebutkan lifting migas selama sembilan bulan terakhir baru mencapai 1.919 juta barel setara minyak per hari (boepd). Padahal, target APBN 2018 sebesar 2.000 boepd. "Masih ada beberapa kendala dalam produksi," kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabawa Taher kepada Katadata.co.id, Kamis (4/10).
Jika dirinci, lifting minyak bumi mencapai 774 ribu barel per hari (bph), targetnya 800 ribu bph. Sementara, lifting gas mencapai 1.145 juta boepd, dari target 1.200 juta boepd.
Setidaknya, ada enam hal yang membuat lifting migas hingga semester III 2018 belum optimal. Pertama, kendala teknis peralatan produksi pada Pertamina Hulu Energi (PHE) di Blok Offshore North West Java (ONWJ). Kedua, kendala teknis pipa di fasilitas produksi Chevron Pasific Indonesia (CPI) di Blok Rokan. Namun menurut Wisnu kendala di Blok Rokan itu sudah tertangani.
Ketiga, hasil pemboran Medco Natuna yang belum sesuai ekspektasi sehingga dilakukan penjadwalan ulang pemboran. Kelima, hasil pemboran Pertamina EP masih di bawah ekspektasi. Keenam, terjadi penundaan pemboran sumur di PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) lantaran terkait pemilihan rig.
SKK Migas memprediksi lifting migas sampai akhir tahun ini mencapai 95% dari target, atau sekitar 1.907 juta boepd. Rinciannya minyak mencapai 97% dari target atau sekitar 776 ribu bph. Sementara gas mencapai 1.131 juta boepd atau 94% dari target.
Sementara itu, hingga kuartal III 2018, capaian rasio penggantian cadangan migas (Reserve Replacement Ratio/RRR) mencapai 82%. Adapun, targetnya 100%. SKK Migas memperkirakan RRR sampai akhir tahun ini hanya mencapai 98%.
(Baca: Rasio Penggantian Cadangan Migas Diprediksi Menyusut di Akhir Tahun)
Pengembalian biaya operasi migas (cost recovery) hingga kuartal III 2018 mencapai US$ 8,7 miliar atau sekitar Rp 132 triliun. Ini sudah 87% dari target cost recovery pada APBN 2018 sebesar US$ 10,1 miliar. Namun capaian tersebut masih belum diaudit. Hingga akhir tahun, cost recovery diperkirakan bengkak menjadi US$ 11,7 miliar.
Wisnu mengaku pihaknya akan berupaya agar cost recovery sampai akhir tahun ini bisa sesuai dengan target yang ditetapkan. "Biaya operasi akan terus dioptimalkan, dan efisiensi terus di kedepankan," kata dia.