Jokowi dan Prabowo Belum Cukup Aman Jadi Presiden yang Kuat
Kebanyakan masyarakat menginginkan pemilihan presiden pada tahun depan (Pilpres 2019) mencetak presiden yang kuat. Berdasarkan survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Kamis (4/10), terdapat 85,6 persen responden mengharapkan hal tersebut.
“Mayoritas publik ingin Pilpres 2019 berakhir dengan terpilihnya presiden yang kuat,” kata peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar di kantornya. Hanya 6,7 persen responden menyatakan tidak ingin, 4,2 persen biasa saja, dan 3,5 persen tidak menjawab.
(Baca juga: Kebohongan Ratna Sarumpaet Bakal Pangkas Elektabilitas Prabowo-Sandi).
Dari total responden yang menginginkan pemimpin kuat, 42,4 persen berharap Indonesia memiliki stabilitas untuk menumbuhkan ekonomi atau kesejahteraan masyarakat. Sementara 20,4 persen lainnya ingin presiden yang kuat agar tidak diperalat oleh kepentingan kelompok tertentu.
Adapun 15,3 persen responden menyatakan, dengan presiden yang kuat maka tak terlalu banyak negosiasi yang tak perlu untuk mengambil keputusan. “Agar presiden kokoh melindungi keberagaman di Indonesia,” kata Rully.