Pegiat Seni Difabel Jadi Sorotan UK/ID Festival 2018
Festival UK/ID tahun ini bakal jadi penutup program tiga tahun UK - Indonesia yang berlangsung sejak 2016. British Council sebagai inisiator mengangkat tiga isu terkait sektor kreatif, yakni seni dan disabilitas, seni teknologi kreatif, serta keanekaragaman hayati.
Hasil eksplorasi terhadap isu tersebut disajikan ke hadapan publik melalui serangkaian kegiatan pada 11 Oktober - 4 November 2018. Tidak hanya pertunjukan musik tetapi juga berupa pemutaran film, pameran karya dari para difabel, instalasi seni, lokakarya, dan diskusi.
Country Director British Council Paul Smith menjelaskan, pihaknya hendak menjembatani keberagaman antarindividu melalui seni kreatif. Perjuangan para difabel melawan stereotip publik dengan berkesenian menjadi sorotan UK/ID Festival.
"Kami ingin merayakan berbagai perbedaan kemampuan kreatif masing-masing individu. Bahwa setiap orang memiliki kemampuan dan kami ingin kita mengapresiasi itu," ucapnya, di Jakarta, Selasa (9/10).
Program tiga tahun UK - Indonesia merupakan kerja sama di antara Inggris dan Indonesia untuk menindaklanjuti kunjungan Presiden Joko Widodo ke Inggris pada April 2016. Seniman, kurator, dan organisasi seni asal dua negara dihubungkan melalui program ini.
Koneksi antarpegiat seni tidak hanya melalui kunjungan budaya melainkan pula melalui residensi, jejaring, serta proyek kolaborasi. Hasil dari rangkaian aktivitas inilah kemudian ditampilkan ke hadapan publik dalam UK/ID Festival 2018.