Kopi Giling Diminati, Pabrikan Kopi Skala Besar Tak Perlu Gusar
Aktivitas meminum kopi lokal yang semakin populer memacu pertumbuhan bisnis skala kecil dan menengah di sisi hilir. Budaya ngopi ini selayaknya tak membuat pabrikan kopi bubuk skala besar gusar.
Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo mengatakan, pada saat bisnis kopi single origin mulai banyak dilirik pengusaha lokal, memang sempat menimbulkan keresahan bagi pabrikan kopi bubuk besar.
"Pada awal 2016 mereka (pabrikan besar) mereka merasa terganggu. Ada pro dan kontra terkait sebutan bahwa kopi itu digiling bukan digunting," tuturnya kepada Katadata.co.id, Rabu (17/10). Kata 'digunting' dimaknai sebagai sindiran untuk kopi bubuk sachet.
(Baca juga: Kopi Cold Brew, Tren Baru atau Sekadar Alternatif Pilihan?)
Namun gesekan semacam itu lambat laun mereda. Pasalnya, fokus utama pebisnis hilir kopi ialah membudayakan minum kopi nusantara single origin. Semakin banyak masyarakat yang menjadi penikmat kopi maka permintaan pasar domestik meningkat.
Fadjar menjelaskan, respon positif masyarakat terhadap kehadiran kedai kopi yang menyajikan biji single origin menunjukkan besarnya potensi konsumsi domestik. Menyadari prospek pasar ini maka pabrikan kopi besar juga mulai merambah segmen produk kopi single origin.
"Poinnya adalah bukan soal kopi digiling atau digunting melainkan bagaimana kita semua menikmati dan meningkatkan konsumsi kopi lokal. Peningkatan ini terjadi dan mereka (pabrikan besar) menikmat juga. Kini ya kolaborasi juga dengan pabrikan besar," ucapnya.