Pasca Tutup Gerai, Eks Pemilik Sevel Ini juga Batal Rambah Bisnis Sapi
Awan mendung tampaknya masih membayangi pergerakan bisnis PT Modern Internasional Tbk (MDRN). Emiten retail modern yang sempat menjadi pemegang tunggal lisensi jaringan gerai 7-Eleven (Sevel) di Indonesia ini membatalkan rencana pengambil alihan PT Nusantara Agri Sejati (NAS), perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan pengolahan susu, seiring dengan kondisi keuangan Modern Internasional.
Perusahaan sebelumnya telah mengumumkan rencana mengambil alih NAS pada 19 Oktober 2017. Namun, upaya mendiversifikasi bisnis perseroan ke bidang peternakanan sapi perah dan pengolahan susu dari sebelumnya bidang retail modern ini menemui hambatan hingga berujung pada pengumuman pembatalan rencana akusisi.
(Baca: Sevel Punya Utang Rp 202,5 Miliar ke 268 Kreditor Pemasok)
Padahal, dengan mengakuisisi NAS, Modern Internasional sebelumnya berharap bisa mendapat kontribusi tambahan aset untuk memfasilitasi restrukturiasi serta melunasi seluruh kewajiban perusahaan pasca penutupan seluruh gerai Sevel.
"Perseroan sudah memutuskan untuk membatalkan transaksi akusisi ini dengan mempertimbangkam kondisi keuangan perseroan maupun NAS," kata Direktur Utama Modern Internasional, Sungkono Honoris dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (27/11).
Dengan pembatalan transaksi ini, maka perseroan menyebut tidak ada pengeluaran kas, penambahan aset maupun kewajiaban yang ditimbulkan. Hingga September 2018, Modern Internasional tercatat memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 7,49 miliar, turun 35% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,6 miliar. Sementara total aset perseroan tercatat sebesar Rp 917 miliar, naik tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 873 miliar.
(Baca juga: Sevel Langgar Kesepakatan Pembayaran Gaji Karyawan Rp 2,6 Miliar)
Penjualan bersih Modern Internasional pun hingga September 2018 terpangkas hingga 66,6% menjadi Rp 63 miliar setelah pada periode yang sama 2017 perseroan mampu membukukan penjualan sebesar Rp 189 miliar. Sedangkan di sisi laba bersih, persoan akhirnya bisa mencatat laba sebesar Rp 2,62 miliar, tumbuh positif dibanding rugi bersih yang dicatat Januari-September tahun sebelumnya sebesar Rp 806 miliar sejalan dengan berkurangnya sejumlah komponen beban.