Riset IAE: 2023, Kebutuhan Batu Bara Indonesia dan Tiongkok Turun

Image title
18 Desember 2018, 17:58
Tambang Batu Bara
Donang Wahyu|KATADATA

Internaitonal Agency Energy (IAE) memprediksi kebutuhan batu bara di Indonesia pada tahun 2023 akan menurun dari saat ini. Penyebabnya, adalah pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Kajian terbaru EIA menyebutkan kebutuhan batu bara di Indonesia tahun 2023 hanya 350 juta ton. Padahal, tahun ini bisa 400 juta ton.

Adapun, pengembangan EBT di Indonesia sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional. Dalam kebijakan itu, pemerintah menargetkan penggunaan EBT bisa mencapai 23% dari total energi tahun 2025.

Gencarnya, EBT akan membuat sumber energi makin murah. “Sehingga memberikan tekanan pada batu bara," kata Director Energy Markerts and Security IAE, Keisuke Sadamori, di Jakarta, Selasa (18/12).

Tak hanya Indonesia, penurunan kebutuhan batu bara juga akan terjadi di Tiongkok. Tahun 2023, negara berjuluk “Tirai Bambu” itu membutuhkan batu bara 26 ribu Mtce. Padahal, tahun 2017 bisa mencapai 27 ribu Mtce.

Permintaan batu bara di Tiongkok turun karena ada pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Tiongkok. Jadi, mereka beralih dari batu bara.  

Meski menurun, Tiongkok tetap menjadi negara tujuan ekspor batu bara. Alasannya, kebutuhan batu bara di negara tersebut masih yang tertinggi dibandingkan negara lainnya. "Tiongkok tetap menjadi pemain kunci dan penggerak utama batu bara secara global," kata Keisuke.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...