Traveloka Dikabarkan Akuisisi Pegipegi Lewat SPV di Singapura
Perusahaan teknologi asal Jepang Recruit Holdings Co Ltd diketahui melepas tiga bisnis di bidang jasa perjalanan, Pegipegi di Indonesia, MyTour di Vietnam, dan TravelBook di Filipina ke perusahaan cangkang (special purpose vehicle/SPV) berbasis di Singapura Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd pada 5 Januari 2018. Jet Tech ternyata berafiliasi dengan Traveloka.
Menurut laporan Recruit Holdings, Jet Tech membeli ketiga startup itu senilai US$ 66,8 juta atau sekitar US$ 968,6 miliar. Yang menarik, Direktur Jet Tech yang turut serta dalam transaksi tersebut adalah Hendrik Susanto. Hendrik menjabat sebagai Chief Strategy and Investment Officer Traveloka.
Secara rinci, Jet Tech membeli 580,85 juta lembar saham TravelBook; 522.137 lembar saham Pegipegi; dan, 252,5 miliar lembar saham MyTour. "Total harga dari TravelBook, Pegipegi, dan MyTour adalah US$ 66,8 juta," demikian dikutip dari laporan tersebut, awal tahun ini (5/1).
Adapun Hendrik bergabung dengan Traveloka pada September 2017. Sebelumnya, ia bekerja di bisnis manajemen investasi selama lebih dari 20 tahun. Posisi terakhir yang ia tempati adalah CEO Ancora Capital Management.
Sementara Jet Tech terdaftar sebagai perusahaan di Singapura pada 20 Oktober 2017. Laporan itu menyebutkan, kantor Jet Tech di 2 Shenton Way #18-01 SGX Centre, Singapura. Alamat ini pun sama dengan kantor Traveloka Pte Ltd di Singapura. Mengutip dari Tech In Asia, CEO Traveloka Ferry Unardi disebut-sebut juga menjabat sebagai direktur Jet Tech.
(Baca: Rudiantara Desak Unicorn Segera IPO sebelum Membesar Jadi Decacorn)
Sementara itu, hasil penelusuran di LinkedIn menunjukkan, CEO PT Go Online Destinations atau Pegipegi Kevin Sandjaja sempat bekerja di Jet Tech. Kevin menjabat sebagai Head of Business Development di Jet Tech sejak 2017 hingga 2018. Lalu, ia menjabat sebagai CEO Pegipegi pada 2018.
Lalu, Serlina Wijaya juga sempat menjabat sebagai Head of Business Development Jet Tech di tahun yang sama. Kini, Serlina menempati bagian dari tim Building Pegipegi. Ia juga sempat bergabung dalam tim Marketing dan Analytics Traveloka pada 2014 hingga 2017.
Kemudian, mantan pegawai Traveloka, Rahganda juga bekerja di Mytour Vietnam. Rahganda menjabat sebagai tim pemasaran MyTour sejak Juni 2018. Sebelumnya, ia menjabat digital matketing Traveloka sejak Agustus 2016 hingga Juni 2018.
Secara rinci, laporan Recruit Holdings menyebutkan bahwa penjualan bersih TravelBook sebesar 37,2 juta Peso Filipina dan masih mencatatkan rugi 135,6 juta Peso Filipina pada 2016.
Sementara penjualan bersih Pegipegi sebesar Rp 424,64 miliar, sehingga menghasilkan untung Rp 2,31 miliar di 2016. Lalu penjualan bersih MyTour 128,5 miliar Dong Vietnam dan masih rugi 49,3 miliar Dong Vietnam di 2016.
(Baca: Perang Diskon Traveloka dan Tiket.com Jelang Liburan Akhir Tahun)
Adapun Recruit Holdings memutuskan untuk menjual ketiga bisnis perjalanan secara online (Online Travel Agent/OTA), karena pasarnya kompetitif. Recruit Holdings pun fokus ke bisnis intinya, yakni mengembangkan produk SaaS tenaga kerja. Untuk itu, mereka mengakuisisi portal pencarian kerja terkemuka asal Amerika Serikat (AS) Glassdoor.
Sementara Traveloka dikabarkan sedang menjajaki putaran pendanaan baru. "Awal bulan lalu (September), mereka dalam pembicaraan untuk putaran pendanaan baru yang akan menggandakan valuasinya menjadi US$ 4,1 miliar (atau setara Rp 61,5 triliun)," demikian dikutip dari The Information, (29/10).
Hanya, Traveloka enggan memberi tanggapan seputar kabar yang beredar. "Kami tidak bisa berkomentar terhadap rumor atau spekulasi di market," demikian kata PR Manager Traveloka Busyra Oryza.