Isu Ekonomi dan Blunder Debat Bisa Geser Pemilih Jokowi dan Prabowo

Ameidyo Daud Nasution
30 Januari 2019, 20:27
Burhanuddin Muhtadi
KATADATA/AJENG DINAR ULFIANA
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjadi pembicara dalam acara \"Peluang dan Risiko Investasi Jelang Pilpres\" yang digelar Katadata Insight Center (KIC) di Jakarta, Rabu (30/1).

Perpindahan suara calon pemilih pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno masih mungkin terjadi dalam dua setengah bulan ke depan. Ada dua isu yang dapat menggeser suara dari masing-masing pasangan calon (paslon), yakni isu ekonomi dan blunder debat.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, persoalan ekonomi seperti inflasi hingga harga sembako merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat. Isu ini akan vital bahkan melebihi isu Partai Komunis Indonesia (PKI) yang kerap menyasar salah satu calon presiden (capres). Selain itu, blunder dalam debat juga dapat berdampak mengingat debat capres disaksikan masyarakat seantero negeri ini ketimbang kampanye.

"Kampanye terbuka sebanyak apapun akan kecil dampaknya," kata Burhanudin usai acara Peluang dan Risiko Investasi Jelang Pilpres yang digelar Katadata Insight Center (KIC) di Jakarta, Rabu (30/1).

Meski demikian, Burhanuddin belum bisa menakar apakah faktor-faktor lain, seperti bebasnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dari penjara hingga wacana pembebasan Abu Bakar Baasyir akan berdampak pada naik turunnya suara Jokowi. Dia beralasan, Indikator belum membuat sigi terkait hal itu. "Saya belum hitung, jadi belum bisa berkomentar," kata dia.

Dalam presentasinya, Burhanuddin juga menyebutkan bahwa persoalan persepsi masyarakat lebih penting dalam sudut pandang politik. Hal ini berpotensi membuat fakta-fakta ekonomi dikesampingkan dalam pemilihan.

Dalam survei nasional yang digelar Indikator pada Desember lalu, 38% responden menyatakan kondisi ekonomi pada 2018 lebih baik dibandingkan dengan 2017. Angka ini turun dibandingkan hasil survei Februari 2018 di mana 43% responden menyatakan ekonomi 2018 lebih baik ketimbang 2017.

(Baca: LSI Denny JA: Pascadebat Pertama, Elektabilitas Paslon Stagnan)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...