Gojek Gandeng Garuda Indonesia untuk Perkuat Layanan Logistik
Gojek tengah berdiskusi dengan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk untuk memperkuat layanan logistik. Bila kerja sama ini disepakati, layanan distribusi barang Gojek bisa meluas hingga antar pulau.
Saat ini, Gojek memiliki layanan pengiriman barang Go-Send. Namun, pengiriman itu terbatas untuk jarak 40 kilometer saja.
Kepada Reuters, Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan, pembicaraan dengan Gojek ini sudah masuk tahap lanjutan. Ia berharap, rencana kerja sama ini akan disepakati dalam beberapa bulan ke depan.
Askhara mengatakan, Garuda Indonesia tengah mengembangkan teknologi baru terkait e-commerce dan logistik. Ia menyampaikan, kemitraan ini memungkinkan barang yang dipesan melalui aplikasi Gojek di satu kota bisa dikirim ke kota lainnya di Indonesia menggunakan armada Garuda.
(Baca: Gojek Kurangi Insentif Mitra Pengemudi di Singapura)
Saat ini, Gojek memang memiliki layanan Go-Shop yang memungkinkan pelanggan membeli barang di suatu toko langsung dari aplikasi Gojek. Sementara untuk layanan Go-Send, Gojek sudah bekerja sama dengan beberapa e-commerce untuk menyediakan jasa logistiknya.
Sejak beroperasi pada 2011, Gojek telah berevolusi dari layanan berbagi tumpangan (ride hailing) menjadi aplikasi satu atap. Alhasil, pelanggan dapat melakukan pembayaran online lewat Go-Pay dan memesan semuanya, mulai dari makanan, bahan makanan hingga barang di e-commerce.
Gojek pun kini menjadi salah satu unicorn atau startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar di Indonesia. Pada 1 Februari lalu, Gojek juga sudah merampungkan fase pertama dari putaran pendanaan Seri F yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital.
(Baca: Berbekal Transaksi Rp 125 T, Gojek Raih Tambahan Modal Google)
Kabarnya, suntikan modal Google dan Tencent ke Gojek ini mencapai US$ 920 juta atau setara Rp 12,9 triliun. Alhasil, valuasi Go-Jek disebut-sebut mencapai US$ 9,5 miliar atau sekitar Rp 133,7 triliun atau mendekati status decacorn. Decacorn adalah sebutan bagi startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar.