Bantu RI Kembangkan Energi Terbarukan, Inggris Kucurkan Rp 270 M
Pemerintah Inggris menyatakan dukungannya terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Negara tersebut akan memberikan dana sebesar Rp 270 miliar untuk membantu Indonesia dalam mengembangakan proyek-proyek EBT, khususnya di wilayah Indonesia bagian Timur.
Dana tesebut diberikan melalui kerja sama yang dilakukan antara Indonesia dengan Inggris melalui Keduataan Besar Inggris. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, H.E. Moazzam Malik menjelaskan dana tersebut akan digunakan untuk investasi pada proyek percontohan dan sistem teknik pembangkit listrik EBT selama empat tahun, terhitung sejak Juni 2019.
"Saya harap melalui kerja sama ini, kami bisa membantu Indonesia untuk mencapai bauran energi 23% pada 2025," kata Moazzam, di Jakarta, Rabu (20/2).
(Baca: Penambahan Proyek Pembangkit EBT Tak Perlu Masuk RUPTL)
Kerja sama ini tertuang dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangani oleh Sekertaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dengan Moazzam Malik untuk Pengembangan Energi Rendah Karbon. Dalam kerja sama ini, ada beberapa lokasi yang akan menjadi percontohan proyek EBT.
Ego menyebutkan salah satu pulau yang akan dikembangkan untuk energi terbarukan adalah Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Adapun, kemungkinan pembangkit yang akan dibangun yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
"Bentuknya secara teknis bisa PLTP, PLTB, semua teknologi yang mereka punya akan kami transfer," kata dia.
Tak hanya mengembangkan energi terbarukan, kerja sama ini juga berfokus untuk mendorong kerja sama internasional dan domestik. Tujuannya untuk memfasilitasi transfer pengetahuan, inovasi, dan praktik dalam pengembangan energi terbarukan.
Selain itu, Ego juga menjelaskan Inggris dan Indonesia memiliki ambisi yang sama untuk mengembangkan energi terbarukan. Adapun, Inggris merupakan salah satu negara yang sukses menurunkan penggunaan energi fosil dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. "Kami ingin belajar dari Inggris menurunkan batu baranya," ujarnya.
(Baca: Geser Pejabat ESDM, Jonan Berharap Energi Terbarukan Berkembang)