Hadapi Revolusi 4.0, Pengusaha Masih Hadapi Sejumlah Tantangan
Pemerintah tengah gencar mempersiapkan langkah dalam menghadapi industri 4.0. Namun menurut studi sebuah konsultan, masih ada sejumlah tantangan dalam menyongsong era industri 4.0 pada pengusaha.
"Pengusaha tahu industri 4.0, namun tidak tahu langkah konkrit yang harus dilakukan untuk hadapi ini," kata Partner and Managing Director Boston Consulting Group Yulius dalam Kadin Entrepeneurship Forum di Jakarta, Rabu (27/2).
(Baca: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Insentif Pajak Jumbo Segera Diluncurkan)
Selain tantangan tersebut, ia juga menilai ada masalah lain dalam menghadapi industri 4.0 seperti fragmentasi pasar yang hanya fokus pada kota besar. Kemudian, dampak dari perang dagang serta pengetatan pasar global juga akan menjadi tantangan dalam menghadapi perubahan industri ini.
Di sisi lain, digitalisasi yang berkembang cepat juga memerlukan adaptasi yang baik bagi pengusaha, seperti kehadiran unicorn hingga perubahan digital pada sektor manufaktur. Berikutnya, ketersediaan talent management juga perlu dipastikan guna menghadapi peluang lapangan kerja yang baru.
Sementara itu, masalah akses pendaanaan masih dianggap menjadi tantagan dan sulit terlepas bagi sejumlah pengusaha.
(Baca: Sri Mulyani: Butuh Banyak Waktu Agar Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0)
Oleh karena itu, ia menilai perlunya sejumlah upaya khusus untuk mendorong pertumbuhan industri di era industri 4.0, seperti perlunya pengembangan industri melalui penyediaan platform Business-to-Business (B2B). Kemudian, upaya membentuk pendanaan khusus bagi industri yang potensial.
"Ini seperti pendanaan untuk alat-alat untuk sektor industri digital," ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menyatakan hal senada. Menurutnya, Indonesia memerlukan upaya keras dan waktu yang tak sebentar untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi revolusi industri 4.0. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar serta wilayah yang luas.
"Kita ini besar. Jadi langkah yang harus dilakukan menjadi lebih banyak dan membutuhkan waktu lebih lama," kata dia Jakarta, Rabu (27/2).
Namun demikian, pemerintah terus melakukan beragam langkah untuk meningkatkan kesiapan Indonesia, di antaranya dengan mendorong pembangunan infrastruktur digital, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, dan menerapkan sistem online untuk mempermudah perizinan bisnis.
Guna mencetak SDM yang berkualitas, pemerintah mendorong pendidikan vokasi dan pemberian beasiswa, serta peningkatan akses dan layanan kesehatan. Rencananya, pemerintah akan memberikan insentif pajak super deduction tax bagi pelaku industri yang mau berinvestasi dalam pendidikan vokasi dan penelitian.
Dengan implementasi industri 4.0, Indonesia diharapkan mampu menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030 dengan mengembalikan angka ekspor netto sektor industri sebesar 10% serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja industri hingga dua kali lipat. Selain itu, Indonesia diharapkan dapat menciptakan kurang lebih 10 juta lapangan kerja baru pada 2030.