Pidato AHY Dinilai Buka Peluang Demokrat untuk Dekati Jokowi
Partai Demokrat telah menyatakan dukungan ke calon presiden Prabowo Subianto. Namun, pidato politik Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akhir pekan lalu dianggap membuka ruang bagi partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu untuk mendekati kubu Joko Widodo (Jokowi).
Strategi AHY sebagai Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat yang tidak menyinggung nama kedua calon presiden itu dianggap memberi independensi Demokrat untuk bertahan di pemilihan legislatif.
Analis Politik Exposit Strategic Arif Susanto juga menambahkan, gestur AHY juga dilakukan untuk memberi posisi tawar bagi politisi muda. Apalagi saat ini panggung politik masih banyak dikuasai oleh politisi senior. "Ini membuka ruang bagi Demokrat melakukan manuver politik," kata Arif kepada Katadata, Senin (4/3).
(Baca: Demokrat Gelar Rapat Bahas Nasib Andi Arief )
Menurutnya, langkah Demokrat ini wajar untuk memperoleh kursi lebih banyak di legislatif. "Ini memberi independensi relatif baik bagi Partai Demokrat untuk bertahan di ambang batas parlemen 4%," kata Arif.
Selain itu, Arif juga melihat bahwa dalam lima tahun belakangan Partai Demokrat tak terlalu jadi sorotan publik lantaran berada di luar kekuasaan. Dia melihat Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Demokrat ingin mengubah posisi tersebut agar lebih lentur dalam menghadapi Jokowi dan Prabowo.
"Walaupun berkoalisi dengan Gerindra, namun belum terbentuk koalisi kuat untuk mendukung Prabowo," kata dia.
Namun pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio beranggapan soal pemilihan legislatif dan pemilihan presiden bukan menjadi fokus pidato AHY. Hendri menilai pernyataan anak sulung SBY tersebut merupakan ujian mandat apakah dirinya diterima kader Demokrat. "Yang dituju baru koordinasi para kader di bawah," kata Hendri.
(Baca: Partai Demokrat: Demokrasi Mundur karena Ambang Batas Presiden)
Menurutnya, hal ini merupakan ujian pembuktian yang diberikan SBY, mengingat anak keduanya yakni Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) juga bekerja dengan baik. Ibas disebutnya merupakan kader yang lebih komplit dengan turun ke daerah pemilihan serta bekerja dengan loyalis. "Tetapi tampaknya memang AHY yang lebih didorong," ujarnya.