Gojek Jadi Decacorn, Grab Cari Pendanaan Baru Rp 28 Triliun
Penyedia layanan on demand Grab tengah mencari pendanaan baru senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun tahun ini. CEO Grab Anthony Tan mengatakan, sebagian besar dari tambahan modal yang diperoleh bakal diinvestasikan di Indonesia.
Grab sendiri telah mengumpulkan pendanaan seri H sebesar US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 63 triliun sejak Juni 2018 hingga awal 2019. "Kami berharap dapat mengumpulkan US$ 6,5 miliar (sekitar Rp 91 triliun) dari total modal tahun ini," ujar Anthony dikutip dari The Straits Times, Senin (8/4).
(Baca: Grab Umumkan Investasi Rp 20,4 Triliun dari Softbank)
Tambahan modal ini akan ia pakai untuk mewujudkan visinya, menjadikan Grab sebagai aplikasi yang bisa digunakan untuk sehari-hari atau Everyday SuperApp. Pesaingnya, yakni Gojek juga membidik target serupa. Apalagi Gojek juga dikabarkan telah menyandang status decacorn atau startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun.
Anthony optimistis, investornya yakni SoftBank akan memberikan dukungan tanpa batas untuk memperkuat pertumbuhan bisnis Grab. Utamanya, ia ingin Grab menjadi Everyday SuperApp agi 650 juta penduduk di Asia Tenggara. Namun, Sofbank belum menanggapi komentar tersebut.
Sejauh ini, Grab bekerja sama dalam banyak hal dengan Softbank baik keahlian teknis dan operasional, hingga modal. "Itu akan membantu kami tumbuh sangat agresif tahun ini, baik di layanan transportasi, mobilitas, makanan dan pembayaran," ujarnya. Perusahaannya juga belum memutuskan untuk melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
(Baca: Grab Kembali Kantongi Investasi dari Tokyo Century)
Berdasarkan data CB Insights, valuasi Grab mendekati US$ 14 miliar. Decacorn asal Singapura ini memperoleh pendanaan seri A dari Vertex Ventures SE Asia dan salah satu investor yang tidak disebutkan namanya senilai US$ 10 juta pada April 2014. Kala itu, valuasi Grab sebesar US$ 32,4 juta.
Lalu, Grab memperoleh pendanaan seri B dari GGV Capital, Qunar, dan Vertex Ventures SE Asia senilai US$ 15 juta pada Mei 2014 sehingga valuasinya mencapai US$ 76,72 juta. Pendanaan seri C diperoleh Grab dari GGV Capital, Hillhouse Capital Management, Qunar, Tiger Global Management, dan Vertex Ventures SE Asia senilai US$ 65 juta.
(Baca: Grab Naikkan Target Investasi jadi US$ 5 Miliar)
Grab pun menyandang status unicorn atau bervaluasi US$ 1 miliar, ketika mendapat pendanaan seri D senilai US$ 250 juta dari Softbank Group pada Desember 2014. Pada Agustus 2015, Grab memperoleh pendanaan seri E sebesar US$ 350 juta dari China Investment Corporation, Coatue Management, dan Didi Chuxing. Alhasil, valuasi Grab mencapai US$ 1,8 miliar saat itu.
Pada September 2016, Grab mendapat pendanaan seri F senilai US$ 750 juta dari Honda dan Softbank Group. Tambahan modal itu membawa valuasi Grab menjadi US$ 3 miliar. Kemudian, Grab memperoleh pendanaan seri G sebesar US$ 2 miliar dari Didi Chuxing dan Softbank Group pada Juli 2017. Lalu Grab mendapat pendanaan seri G-II dari Toyota Motor Corporation pada Agustus 2017 dan Seri G-III dari Hynday Motor pada Januari 2018.
(Baca: Grab Resmi Umumkan Status Decacorn Pertama di Asia Tenggara)
Pendanaan seri H senilai US$ 1 miliar diperoleh Grab pada Juni 2018, dari Toyota Motor Corporaion. Pada saat itu, CB Insights mencatat bahwa valuasi Grab sudah tembus US$ 10 miliar atau berstatus decacorn. Lalu, Grab mendapat pendanaan seri H-I senilai US$ 1 miliar dari All-Stars Investment, Lightspeed Venture Partners, Macquarie Capital, Mirae Asset Financial Group, OppenheimerFunds, Ping An Capital, Sino-Rock Investment Management Company, dan Vulcan Capital pada Agustus 2018.
Kemudian, Grab mendapat pendanaan seri H-II senilai US$ 900 juta dari Booking Holdings, Hyundai Motor Company, Kasikornbank, Kia Motors Company, Microsoft, dan Yamaha Motor Ventures pada Oktober 2018. Pendanaan seri H-III diperoleh Grab dari Tokyo Century Corporation pada Januari 2019. Terakhir, Grab memperoleh US$ 1,46 miliar dari Softbank Group pada Maret 2019.
(Baca: Grab Kumpulkan Pendanaan Rp 43,4 Triliun Sebelum Akhir 2018)