IMF Perkirakan Defisit Transaksi Berjalan Indonesia 2,7% Tahun Ini
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan masalah defisit transaksi berjalan masih membayangi Indonesia. Tahun ini, nilainya 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, angka itu diproyeksikan membaik pada 2020 menjadi 2,6%.
Penurunan tersebut seiring dengan melemahnya harga minyak dunia. "Surplus transaksi berjalan negara eksportir minyak akan turun lantaran rata-rata harga minyak diproyeksikan lebih rendah dari posisi 2018," demikian tertulis dalam laporan IMF yang dikutip Rabu (10/4).
IMF memuat proyeksi tersebut dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2019 yang diluncurkan dalam Annual Spring Meetings IMF-Bank Dunia di Washington, Amerika Serikat, kemarin. Defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan terus menurun pada 2024 menjadi 2,4%.
(Baca: Ekspor Melambat, Neraca Dagang Kuartal I 2019 Diramal Defisit US$ 3 M)
Direktur Riset Center of Reform On Economcis (CORE) Piter Abdullah sependapat dengan proyeksi IMF. Menurut dia, perekonomian global akan membaik pada 2020. Harga komoditas naik sehingga Indonesia dapat meningkatkan ekspor, defisit transaksi berjalan pun akan membaik.
Saat ini, ia mengatakan, pemerintah tidak bisa mengurangi impor karena sedang gencar membangun infrastruktur. “Di sisi lain, pemerintah juga sulit mendorong ekspor di tengah perlambatan ekonomi global,” katanya.