Survei BI: Kredit Perbankan Triwulan I 2019 Melambat
Bank Indonesia (BI) melihat indikasi melambatnya pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan I 2019. Berdasarkan hasil survei perbankan triwulan I 2019, saldo bersih tertimbang permintaan kredit baru mencapai 50%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 71,7%.
BI memandang perlambatan terjadi sesuai dengan pola pada awal tahun. "Perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit modal kerja dan kredit investasi, sementara pertumbuhan kredit konsumsi meningkat yang didorong penyaluran kredit kendaraan bermotor," demikian tertulis dalam siaran pers BI yang dikutip Katadata.co.id, Selasa (16/4).
Saldo bersih tertimbang permintaan kredit modal kerja tercatat menurun 8,8 poin menjadi 68,2% dan kredit investasi turun 8,4 poin menjadi 74,4%. Sementara, kredit konsumsi mengalami peningkatan 2,4 poin menjadi 30,4%. Peningkatan kredit konsumsi tersebut didorong oleh penyaluran kredit kendaraan bermotor.
Secara sektoral, perlambatan permintaan kredit baru terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi. Perlambatan terutama pada sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi dengan penurunan saldo bersih tertimbang sebesar 57,4 poin dari triwulan sebelumnya menjadi 1,4%. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan penurunan sebesar 56,2 poin menjadi 12,3% dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dengan penurunan 55,8 poin menjadi 3,8%.
(Baca: Hingga Februari, Kredit Bank Melonjak 12,3%, DPK Cuma Tumbuh 6,6%)
BI memperkirakan permintaan kredit baru akan kembali meningkat pada triwulan II. Peningkatan didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi, risiko penyaluran kredit yang rendah, rasio kecukupan modal yang meningkat, dan likuiditas yang cukup.
Penyaluran kredit baru pada triwulan II utamanya pada kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah atau apartemen masih menjadi prioritas utama dan diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
Sejalan dengan hal tersebut, standar penyaluran kredit diprakirakan lebih longgar pada triwulan II. Hal ini tercermin dari prakiraan indeks lending standard sebesar 12,4%, lebih rendah dibandingkan dengan 13,6% pada triwulan sebelumnya. Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan untuk jenis kredit konsumsi, dengan aspek biaya persetujuan kredit dan jangka waktu kredit yang lebih longgar.
Pada tahun ini, hasil survei mengindikasikan responden tetap optimistis terhadap pertumbuhan kredit. Adapun, pertumbuhan kredit diperkirakan mencapai 11,6%. Optimisme tersebut didorong oleh prakiraan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik pada 2019 dan risiko penyaluran kredit yang relatif rendah.
(Baca: BI Optimistis Kenaikan Rasio Intermediasi Akan Genjot Kredit Perbankan)
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada Februari 2019 mencapai 12,3% secara tahunan, meningkat dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2019 sebesar 11,9%. Akselerasi pertumbuhan kredit bulanan tersebut karena sejumlah bank menyusun promosi dengan memberikan kredit kendaraan bermotor. Adapun, tahun ini penyaluran kredit ditargetkan tumbuh 12%.
"Pada Januari lalu, pertumbuhan kredit hanya 11,9% secara tahunan. Ini artinya ada peningkatan. Confidence masyarakat untuk ekspansi artinya tetap baik," kata Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK Yohanes Santoso Wibowo beberapa waktu lalu.