Vale Pangkas Target Produksi Nikel Tahun ini
PT Vale Indonesia Tbk. mengumumkan produksi nikel pada triwulan I-2019 sebesar 13.080 ton atau turun 36 persen dibandingkan triwulan IV-2018 yang mencapai 20.579 ton. Rendahnya produksi di awal tahun disebabkan adanya aktivitas pemeliharaan tambang.
Presiden Direktur Vale Nico Kanter menjelaskan kegiatan pemeliharaan tersebut dilakukan baik yang telah direncanakan maupun yang tidak direncanakan. "Pemeliharaan kanal Larona, pemberhentian pabrik, dan masalah tanur listrik yang tidak terencana," ujarnya dalam keterangan resmi Vale, Selasa (16/4).
Rendahnya produksi kuartal I membuat Vale memutuskan merevisi target produksi tahun ini menjadi 70 ribu - 72 ribu ton. Adapun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) 2019, Vale mengajukan produksi tahun ini hingga 76.650 ton kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dari pengajuan tersebut, Vale menetapkan target produksi 75 ribu ton.
(Baca: Divestasi 20% Saham Vale Tunggu Jawaban Kementerian ESDM)
Sepanjang tahun lalu Vale memproduksi nikel sebanyak 74.806 ton, lebih rendah dari realisasi produksi tahun sebelumnya yang mencapai 76.807 ton. Penurunan ini disebabkan kandungan rata-rata nikel yang diproduksi lebih rendah serta dampak dari kegiatan pemeliharaan yang tidak terencana pada kuartal III 2018.
Meski produksinya lebih sedikit, keuntungan yang didapat perusahaan tahun lalu masih positif. Sepanjang 2018, Vale membukukan laba bersih US$ 64,36 juta atau sekitar Rp 907 miliar. Capaian ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya yang merugi hingga US$ 15,2 juta.
Head of Communications Vale Indonesia Bayu Aji Suparam mengatakan kenaikan laba didorong meningkatnya harga nikel yang dijual Vale. Adapun, harga rata-rata pengiriman nikel dalam matte sebesar US$ 10.272 per ton, atau naik dari periode 2017 yaitu US$ 8.106 per ton. Alhasil, penjualan Vale tahun lalu meningkat 23 persen menjadi US$ 776,9 juta.
(Baca: Tak Bagikan Dividen, Vale Indonesia Anggarkan Capex Rp 2,3 Triliun)
"Kenaikan laba juga karena beberapa efisiensi biaya produksi," kata dia, kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu. Vale berhasil menghemat US$ 10,8 juta sepanjang 2018. Targetnya, dalam tiga tahun bisa melakukan penghematan hingga US$ 50 juta.
Laporan keuangan Vale mencatat total kas dan setara kas pada 31 Desember 2018 sebesar US$ 310,1 juta, atau meningkat US$ 79,5 juta dari saldo 31 Desember 2018. Perusahaan menganggarkan belanja modal sekitar US$ 99 juta pada 2018, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya US$ 68,5 juta.