20 Ribu Dokter dan 20 Juta Pasien 'Online' Terhubung Lewat Alodokter
Mencari referensi soal kesehatan terkadang bukan perkara sederhana. Untuk penyakit tertentu, pencarian metode pengobatan yang tepat bisa berlangsung bertahun-tahun. Hal itulah yang mengilhami berdirinya startup kesehatan Alodokter.
Alkisah, Co-Founder dan Director Alodokter Suci Arumsari pernah didiagnosa menderita penyakit genetik langka di bagian tulang belakang. Ia perlu empat tahun untuk mencari dokter yang tepat demi kesembuhannya.
Usai menjalani pengobatan, Suci mulai membangun platform kesehatan bersama rekannya, CEO Alodokter Nathanael Faibis. “Jadi dari situ, minimal orang lain harus bisa mencegah atau harus tahu bagaimana bertindak ketika menderita penyakit,” ujar Suci saat ditemui di kantornya, Kamis (25/4).
Kini, di usianya yang kelima, Alodokter telah menghubungkan 20 juta pengguna dengan 20 ribu dokter dari wilayah Jabodetabek, Medan, Surabaya, hingga Makassar. “Para dokter tersebut juga pastinya valid dengan identitas, foto, dan tanggapannya (atas berbagai masalah kesehatan pengguna) di platform kami,” ujarnya.
Untuk memperoleh keuntungan, aplikasi ini melakukan mengandalkan dua fitur berbayar, yakni ‘Chat Bersama Dokter’ dan ‘Proteksi’. Selain itu, melalui fitur Artikel Kesehatan, Alodokter juga membuka iklan bagi produk-produk yang ingin memasarkan produk kesehatannya.
(Baca juga: Startup Layanan Kesehatan Medigo Raih Pendanaan Awal)
Suci mengatakan, perusahaannya telah didukung oleh beberapa investor internasional. Di antaranya, terdapat Soft Bank, GDV, 500 Startup yang berpartisipasi dalam pendanaan Seri A pada tahun 2014 dan pendanaan Seri B pada tahun 2015.
“Yang terpenting pendanaan tersebut benar-benar efektif penggunaannya agar visi kami tercapai, “ujar Suci tanpa menyebut nilainya.
Fitur Alodokter
Suci mengatakan, perusahaannya memiliki empat fitur. Pertama, fitur Chat Bersama Dokter. Lewat fitur ini pengguna dapat melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan yang dialaminya dengan dokter.
Melalui fitur premium, pengguna dapat membuat jadwal untuk berdiskusi dengan dokter spesialis yang dipilihnya. Adapun, biaya yang harus dikeluarkan untuk konsultasi online ini sebesar Rp 15 ribu per sesi dan dapat dibayarkan melalui bank dan e-wallet.
(Baca juga: Startup Kesehatan Halodoc Raih Pendanaan Rp 920 Miliar)
Sementara, bagi pengguna non-premium alias gratis, obrolan tidak dapat dilakukan dengan dokter spesialis yang dipilihnya. Namun, pengguna tetap dapat melakukan konsultasi sesuai dengan dokter umum yang ditentukan oleh aplikasi.
Suci mengatakan, para dokter akan memberikan konsultasi dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI). “Tapi AI ini bukannya robot yang menggantikan dokter, tetapi tetap dokternya langsung yang merespons pasien,” ujar Suci.
Kedua, fitur Artikel Kesehatan. Lewat fitur ini, pengguna Alodokter dapat mengakses berbagai artikel mengenai kesehatan secara gratis. Suci mengatakan, terdapat 350 ribu artikel yang dibuat oleh para penulis yang telah diverifikasi oleh para dokter dan timnya.
Ia mengatakan, biasanya penggunanya paling sering mengakses informasi terkait ibu hamil, anak, dan masalah seks. ”Meski kami banyak menggunakan informasi dari jurnal-jurnal ilmiah, tapi konten (artikel) kami menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk dimengerti oleh masyarakat,” ujarnya.
(Baca juga: Tiga Bidang Startup yang Diramal Jadi Primadona pada 2019)
Ketiga, fitur Cari Rumah Sakit. Pengguna dapat memesan sesi konsultasi maupun pengobatan secara langsung di rumah sakit yang diinginkan. Suci mengatakan, hingga saat ini sudah ada 450 rumah sakit yang bermitra dengan Alodokter di Indonesia.
Lewat fitur ini, pengguna dapat membuat jadwal berobat tanpa khawatir mengantre lama di rumah sakit. Selain itu, di fitur tersebut pengguna dapat melihat estimasi biaya berobat di rumah sakit maupun dokter spesialis yang akan dituju.
Keempat, fitur Proteksi. Melalui fitur ini pengguna Alodokter akan mendapatkan asuransi atau biaya santunan rawat inap sebesar Rp 1 juta per malam dengan biaya maksimal sebesar Rp 30 juta setahun. Namun, untuk mendapatkannya pengguna harus membayar iuran Rp 95 ribu per bulan. Setelah membayar biaya tersebut, pengguna tak hanya mendapat jaminan biaya santuan tetapi juga mendapat akses unlimited fitur Chat Bersama Dokter.