Waktu Demonstrasi Telah Habis, Massa di Depan Bawaslu Ricuh

Dimas Jarot Bayu
22 Mei 2019, 19:14
demonstrasi Bawaslu ricuh
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Aparat TNI saat memantau massa yang berdemonstrasi di depan Bawaslu, Jakarta Pusat (22/5).

Kericuhan kembali terjadi dalam aksi massa yang berlangsung di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5) malam. Peristiwa itu terjadi setelah massa melakukan buka puasa dan salat maghrib berjamaah.

Awalnya, koordinator aksi telah mengimbau massa untuk pulang ke rumah masing-masing. Dia meminta massa untuk mundur teratur dari depan Gedung Bawaslu.

Menurutnya, massa sudah ditunggu di rumah oleh keluarga. Karenanya, jangan sampai terjadi kericuhan ketika pulang aksi.

"Tolong dengarkan saya, kita tidak dalam rangka melawan polisi. Pastikan tetap baik-baik, anak istri menunggu di rumah. Jadi pastikan kita berhati-hati sampai rumah," kata koordinator aksi.

(Baca: Kerusuhan 22 Mei, Aktivitas Pusat Belanja kawasan Thamrin Terhenti)

Meski demikian, massa enggan mendengarkan koordinator aksi. Alih-alih, mereka justru meneriakki aparat kepolisian yang tengah bertugas menjaga keamanan dengan yel-yel.

Dalam yel tersebut, mereka menilai tugas polisi seharusnya mengayomi masyarakat. Polisi tidak seharusnya ikut dalam kontestasi politik Pemilu 2019. "Polisi, polisi, tugasmu mengayomi. Polisi, jangan ikut kompetisi," kata massa.

Koordinator aksi lalu meminta agar massa tetap tenang. Hanya saja, massa justru semakin beringas. Massa lalu melemparkan benda-benda di sekitarnya, seperti botol minum, hingga cone pembatas jalan. Mereka juga menyalakan petasan dan membakar ban di tengah kerumunan.

(Baca: Jokowi Perintahkan Tindak Tegas Para Pelaku Kerusuhan 22 Mei)

Atas tindakan massa, aparat kepolisian langsung bersiaga demi mengantisipasi kericuhan yang ada. Polisi pun menembakkan tembakan peringatan ke arah langit.

Sejauh ini, massa masih belum mau pulang ke rumah masing-masing. Koordinator aksi hingga saat ini masih berupaya menenangkan massa yang hadir.

Orasi Amien Rais di Bawaslu

Massa demonstransi berkumpul di Bawaslu sejak Rabu siang tadi. Demonstrasi hari ini merupakan kelanjutan aksi kemarin yang keberatan dengan penetapan hasil Pilpres 2019 yangmemenangkan Jokowi-Maruf Amin.

Demontrasi Selasa kemarinberujung kerusuhan di beberapa titik di Jakarta. Setidaknya enam orang meninggal dunia dalam kerusuhan tersebut.

Sore tadi, anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais sempat menyampaikan orasi akan mengejar penembak dalam kerusuhan. "Kita kejar sampai ke ujung bumi mereka itu," kata Amien saat berorasi di depan massa yang berdemo di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5) sore.

(Baca: Gerakan People Power, Siasat Terakhir Prabowo Jelang 22 Mei)

Amien lantas menilai kerusuhan yang terjadi pada Rabu dini hari telah melukai tatanan demokrasi. Dia lantas berharap pihak yang melukai dan menewaskan pengunjuk rasa bukanlah berasal dari aparat keamanan. Menurut Amien, aparat keamanan tidak boleh merusak kemanunggalan dengan rakyat.

"Teman-teman aparat saya imbau Anda harus menjaga kemanunggalan TNI, Polri dan rakyat se-Indonesia," kata Amien.

Lebih lanjut, Amien meminta perjuangan rakyat terus dilanjutkan. Hanya saja, perjuangan tersebut tak boleh menggunakan kekerasan.

Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...