BPS: Harga Bumbu Makanan dan Tarif Tranportasi Naik, Inflasi Mei 0,68%
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan pada Mei 2019 sebesar 0,68% atau 1,48% secara tahun kalender dan 3,32% secara tahunan. Inflasi yang terjadi saat Ramadan itu utamanya dipengaruhi oleh harga bahan makanan dan angkutan.
"Penyebab utama inlfasi adalah kenaikan harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih dan tarif angkutan antar kota, udara, dan kereta api," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (10/6).
Menurut dia, bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,02% dengan kontribusi sebesar 0,43%. Komoditas yang dominan mengalami kenaikan harga seperti cabai merah dengan andil sebesar 0,10%, daging ayam ras 0,05%, bawang putih 0,05%, ikan segar 0,04%, dan kenaikan berbagai komoditas sayuran seperti kelapa, pepaya, dan lainnya sebesar 0,01%.
Di sisi lain, ada komoditas yang mengalami deflasi, yaitu bawang merah dengan andil sebesar 0,04%. Deflasi disebabkan oleh panen raya bawang merah di Brebes dan Bhima sehingga harga bawang merah turun di 51 kota. Selain itu, beras juga menyumbang deflasi sebesar 0,02%.
(Baca: Hari Kedua Lebaran 2019, Kementan: Harga Cabai Terkendali)
Sementara, kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,74% dengan andil sebesar 0,10%. Kenaikan terjadi lantaran permintaan mudik meningkat menjelang Idulfitri. Secara rinci, tarif angkutan antar kota menyumbang inflasi sebesar 0,06%, tarif angkutan udara dan kereta api masing-masing sebesar 0,02%.
Pada kelompok lainnya, makanan jadi, minuman, rokok dan temabakau mengalami inflasi sebesar 0,56% dengan andil 0,10%. "Komoditas yang andil terhadap kenaikan harga ialah nasi dan lauk pauk, rokok filter sebesar 0,01% dan gula pasir 0,01%," ujarnya.
Sementara, kelompok sandang mengalami inflasi 0,54 dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,2%. Kelompok ini mengalami peningkatan harga, yaitu sandang laki-laki dengan andil 0,45%, sandang wanita 0,52% dan sandang anak-anak 0,56%.
(Baca: Efek Lebaran, Darmin Optimistis Ekonomi Kuartal II Tumbuh 5,2%)
Berdasarkan komponen, harga yang diatur pemerintah (administered price) dan harga bergejolak (volatile food) mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,48% dan 2,18%. Sementara itu, inflasi inti pada Mei sebesar 0,27%.
Secara umum, inflasi terjadi di 81 kota, sementara deflasi terjadi di satu kota. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,91% yang disebabkan oleh kenaikan berbagai jenis ikan dan angkutan udara. Sedangkan, deflasi terjadi di Merauke lantaran ada penurunan harga komoditas sayuran dan harga beras.