BPS: Neraca Dagang Juni 2019 Surplus US$ 200 Juta

Rizky Alika
15 Juli 2019, 13:51
Deskripsi Tipe Opsi1 thumbs Ekspor Impor Suasana kegiatan ekspor impor di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara (28/6). Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor utama dan terbesar Indonesia dengan nilai US$ 9,55 miliar atau 15,13% dari total e
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Deskripsi Tipe Opsi1 thumbs Ekspor Impor Suasana kegiatan ekspor impor di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara (28/6). Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor utama dan terbesar Indonesia dengan nilai US$ 9,55 miliar atau 15,13% dari total ekspor. Jumlah ini diikuti AS dengan nilai US$ 7,25 miliar atau 11,49%, dan Jepang dengan nilai US$ 5,67 miliar atau 8,98%.

BPS mencatat kinerja neraca dagang Indonesia pada Juni mengalami surplus US$ 200 juta. Realisasi ini lebih rendah dari posisi neraca perdagangan Mei 2019 yang surplus sebesar US$ 210 juta.

Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, nilai ekspor dan impor pada Juni 2019 sama-sama menurun karena cuti bersama dan libur Lebaran. "Cuti bersama 9 hari berpengaruh besar pada ekspor maupun impor," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (15/7).

Ia menyebutkan, sektor non migas mengalami surplus US$ 1,16 miliar. Sedangkan, neraca migas mengalami defisit sebesar US$ 966,8 juta.

Secara rinci, nilai ekspor pada Juni 2019 mencapai US$ 11,78 miliar. Realisasi ini mengalami penurunan sebesar 20,54% dari bulan Mei 2019 yang sebesar US$ 14,83 miliar. Bila dibandingkan dengan laju ekspor pada Juni 2018 yang mencapai US$ 12,94 miliar, ada penurunan sebesar 8,98%.

(Baca: BI: Utang Luar Negeri Indonesia pada Mei 2019 Tumbuh Melambat 7,4%)

Menurutnya, merosotnya ekspor pada Juni disebabkan oleh turunnya harga komoditas seperti minyak kelapa sawit, seng, besi, dan tembaga.

Berdasarkan sektornya, ekspor migas tercatat US$ 750 juta pada Juni 2019 atau turun 34,36% dibandingkan Mei 2019. Pada ekspor non migas Juni 2019 sebesar US$ 11,03 miliar atau terjadi penurunan sebesar 19,39%.

Komoditas yang ekspornya naik pada sektor nonmigas ialah perhiasan/permata US$ 368,1 juta, kapal laut US$ 30 juta, pupuk US$ 6 juta, timah US$ 4,6 juta, serta gula dan kembang gula US$ 2,1 juta.

Di sisi lain, nilai impor Juni 2019 mencapai US$ 11,58 miliar atau turun 20,70% dibanding Mei 2019. Sementara dibandingkan Juni 2018 naik 2,80%. Impor nonmigas Juni mencapai US$ 9,87 miliar atau turun 20,55% persen dibanding Mei 2019. Sementara dibandingkan Juni 2018 naik 8,15%.

(Baca: Neraca Dagang Juni hingga Rekonsiliasi Politik Pengaruhi IHSG Hari Ini)

Pada sektor migas, impor Juni 2019 mencapai US$ 1,71 miliar atau turun 21,50% dibanding bulan sebelumnya. Demikian pula dibandingkan tahun lalu pada peridoe sama, impor migas turun 19,99%.

Adapun, komoditas yang mengalami peningkatan impor tertinggi ialah alumunium yaitu sebesar US$ 143,2 juta, perhiasan atau permata US$ 132,8 juta, dan gula maupun kembang gula US$ 16,7 juta.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...