Jembatan Batam-Bintan, Calon Jembatan Lintas Laut Terpanjang di RI

Image title
Oleh Abdul Azis Said
15 Juli 2019, 07:00
Jembatan Batam-Bintan, jembatan terpanjang di Indonesia, Jokowi akan bangun jembatan Batam-Bintan di 2020
ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA
Jembatan Barelang merupakan ikon Pulau Batam. Pemerintah berencana membangun jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan sepanjang 7 km mulai 2020.

Pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) akan direalisasikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2020. Rencana untuk membangun jembatan terpanjang di Indonesia itu bermula dari janji yang disampaikan Jokowi dalam kampanyenya di Stadion Temenggung Abdul Jamal, Batam pada awal April lalu. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun membenarkan rencana pembangunan jembatan sepanjang 7 kilometer (km) tersebut. Jembatan Batam-Bintan digadang-gadang akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia menggantikan jembatan Suramadu yang terbentang lebih dari 5 km.

“Pembangunan jembatan Babin, direncanakan mulai dibangun pada 2020 berdasarkan kelayakan teknis dan ekonomisnya," kata Basuki seperti dikutip dari laman eppid. pu.go.id, Kamis (11/7).

Ketika bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya, Basuki mendapatkan informasi bahwa Singapura sedang membangun Terminal 5 Changi yang menjadi terminal intermoda, termasuk menghubungkan dengan transportasi ke Pulau Bintan. Oleh karena itu, pembangunan jembatan tersebut akan sangat mendukung arus wisatawan dari Singapura ke Bintan dan Batam.  

Jembatan Batam-Bintan nantinya akan menghubungkan empat pulau, yakni Pulau Batam di Tanjung Talok, Pulau Ngenang, Pulau Tanjung Sauh, dan Pulau Bintan di Seri Kuala Lobam. Pembangunan jembatan ini masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan prediksi anggaran hingga Rp 3-4 triliun.

(Baca: Pemerintah Siapkan Skema Pembiayaan Homestay di 10 Bali Baru)

Jembatan Batam-Bintan Dorong Investasi dan Pariwisata

Pembangunan Jembatan Batam-Bintan menghadirkan opsi akses transportasi lain bagi sektor wisata dan perdagangan di wilayah tersebut. Selama ini untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut hanya tersedia layanan transportasi laut ataupun udara.

Untuk transportasi laut pun perjalanannya kebanyakan hanya mengakses pelabuhan tertentu, seperti dari Batam ke Pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjung Pinang yang berada di wilayah selatan Pulau Bintan. Sementara kawasan utara terdapat Pelabuhan Tanjung Ubun.

Seperti dilansir Batampos.co.id, di Kecamatan Seri Kuala Lobam sedang dibangun Pelabuhan Teluk Sasah, namun progres dari pembangunan pelabuhan ini melambat. Untuk perjalanan dari Batam ke Tanjung Pinang dapat ditempuh dengan kapal ferry yang berangkat setiap 30 menit sekali melalui Pelabuhan Teluk Punggur dengan harga tiket Rp 57.500 per orang.

Pulau Bintan memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang yang wilayahnya meliputi kawasan Pulau Bintan di sebelah timur. KEK Galang Batang juga menjadi check point yang terletak di Selat Malaka dan berhadapan langsung dengan Laut China Selatan.

Kawasan dengan luas 2.333,6 ha ini diresmikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution pada 8 Desember 2018. Pembangunan KEK Galang Batang diprediksi mampu menarik investasi hingga Rp 36,25 triliun untuk 6 tahun. Pengembangannya terdiri atas sentra industri pengolahan mineral hasil tambang (bauksit) dan produk turunannya, baik dari refinery maupun dari smelter.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...