Pendiri Gojek Ungkap Kinerja Berbagai Layanannya, Ada yang Sudah BEP

Desy Setyowati
22 Juli 2019, 14:21
(kanan-kiri) Founder dan CEO Gojek Grup Nadiem Makarim, Co-Founder Gojek Kevin Aluwi, dan Presiden Gojek Grup Andre Soelistyo, saat peresmian logo baru Gojek di Kantor Gojek HQ, Jakarta (22/7). Perubahan logo ini merupakan tonggak sejarah baru yang menand
Gojek
(kanan-kiri) Founder dan CEO Gojek Grup Nadiem Makarim, Co-Founder Gojek Kevin Aluwi, dan Presiden Gojek Grup Andre Soelistyo, saat peresmian logo baru Gojek di Kantor Gojek HQ, Jakarta (22/7). Perubahan logo ini merupakan tonggak sejarah baru yang menandai evolusi Gojek yang telah berdiri sejak 2010 dari layanan ride-hailing menjadi sebuah ekosistem terintegrasi yang menggerakkan orang, barang, dan uang.

Decacorn Tanah Air, Gojek mengungkapkan bahwa keuntungan dari setiap layanannya berbeda-beda di masing-masing negara. Perusahaan itu mengaku berfokus pada konsumen dalam menghadirkan produk baru.

Presiden Gojek Grup Andre Soelistyo mengatakan, pangsa pasar layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) menggunakan kendaraan roda dua di Vietnam mencapai sekitar 40%. "Angkanya mendekati pemain di sana," kata Andree di kantornya, Jakarta, Senin (22/7).

Advertisement

(Baca: Gojek Luncurkan Logo Baru, Perlengkapan Para Mitra pun Berubah)

Perusahaan tersebut juga menghadirkan Go-Food di Vietnam sejak enam bulan lalu. Andre mengklaim, layanan pesan-antar makanannya menjadi yang terdepan di negara itu. Hanya, ia tidak merinci keuntungan tiap layanan di sana.

Di Thailand, Gojek hadir dengan nama GET yang diluncurkan beberapa bulan lalu. Trennya juga mirip dengan di Vietnam.

Sedangkan di Singapura, Gojek baru menghadirkan Go-Car. Meski begitu, perusahaan penyedia layanan on-demand tersebut mengkaji Go-Food untuk bisa hadir di negara berlambang Singa tersebut.

(Baca: Ekspansi ke India, Gojek Akuisisi Startup Rekrutmen Karyawan)

Secara keseluruhan, Andre mengungkapkan bahwa pendapatan dari setiap layanan berbeda. "Ada beberapa produk kami yang mature, yang break even point  (impas). Ada produk kami yang kompetisinya besar dan itu masih negatif. Ada juga produk yang masih baru," katanya.

Pada kesempatan itu ia menjelaskan bahwa transaksi di platform-nya tembus satu juta kali selama tujuh bulan di Indonesia. Di Vietnam dan Singapura, pesanan mencapai satu juta kali kurang dari dua bulan. Lalu, pencapaian itu diperoleh selama tiga bulan di Thailand.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement