Tahun Lalu Rugi, XL Axiata Cetak Laba Rp 282 Miliar Semester I 2019
PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2019 senilai Rp 282,3 miliar. Catatan tersebut membaik setelah pada periode yang sama tahun lalu (YoY), perusahaan yang telekomunikasi ini rugi Rp 81,7 miliar.
Dalam laporan keuangan perusahaan semester I 2019 (audited) yang dirilis pada Kamis (1/8), raihan laba tersebut salah satunya ditopang oleh naiknya total pendapatan perusahaan sebesar 10,9% menjadi Rp 12,2 triliun dari Rp 11,0 triliun secara YoY.
“Kenaikan pendapatan XL ini disebabkan oleh tumbuhnya pendapatan dari penjualan data yang melonjak 30,7% menjadi Rp 9,13 triliun dari Rp 6,98 triliun secara YoY,” demikian dikutip dari laporan keuangan perusahaan, Kamis (1/8).
Kenaikan pada penjualan tersebut turut mendongkrak kenaikan total pendapatan XL, meski terjadi penurunan di pos lain. Pendapatan dari non-data misalnya, turun 26,7% menjadi Rp 1,98 triliun dari Rp 2,70 triliun. Kemudian, jasa interkoneksi (termasuk SMS interkoneksi domestik) turun 10,6% menjadi Rp 570 miliar dari Rp 630 miliar.
(Baca: Investor Singapura Akuisisi 70% Kepemilikan Pusat Data XL Axiata)
Lalu, pendapatan dari jasa telekomunikasi lainnya pada semester I 2019 turun 26% menjadi Rp 329 miliar dari Rp 445 miliar secara YoY. Pendapatan dari sewa menara juga turun 5,8% menjadi Rp 152 miliar dari Rp 161 miliar. Lalu, pendapatan dari sirkit langganan juga turun 21,3% menjadi Rp 98 miliar dari Rp 125 miliar.
Meski total pendapatan perusahaan naik, namun total beban XL pada semester I 2019 tercatat juga naik 3,0% menjadi Rp 10,7 triliun dari Rp 10,4 triliun secara YoY. Salah satu penopang kenaikan total beban perusahaan berasal dari naiknya beban infrastruktur yang naik 14,8% menjadi Rp 4,66 triliun dari Rp 4,06 triliun. Meski, beban penyusutan tercatat turun 3,1% menjadi Rp 3,5 triliun dari Rp 3,6 triliun secara YoY.
Pada semester I 2019 juga tercatat jumlah aset XL naik 1,3% menjadi Rp 58,3 triliun dibandingkan Rp 57,6 triliun secara YoY. Tercatat jumlah aset lancar perusahaan turun 7,0% menjadi Rp 6,5 triliun dibandingkan Rp 7,0 triliun secara YoY. Namun, jumlah aset tidak lancar tercatat naik 2,49% menjadi Rp 51,8 triliun dari Rp 50,5 triliun secara YoY.
(Baca: Langkah Kominfo agar Adopsi 5G di Indonesia Lebih Efisien)
Selain itu, pada periode enam bulan pertama tahun ini, total liabilitas dan ekuitas perusahaan tercatat naik 1,33% menjadi Rp 58,3 triliun dari Rp 57,6 triliun secara YoY. Tercatat, liabilitas jangka pendek naik 1,58% menjadi Rp 15,9 triliun dari 15,7 triliun. Sementara, liabilitas jangka panjang naik 0,84% menjadi Rp 23,7 triliun menjadi Rp 23,5 triliun. Sementara, jumlah ekuitas naik 1,73% menjadi Rp 18,6 triliun dari Rp 18,3 triliun.