Ekspansi Jaringan 4G, Telkom Serap Capex Rp 15,1 T pada Semester I
PT Telekomunikasi IndonesiaTbk (TLKM) atau Telkom merealisasikan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp 15,1 triliun pada semester I 2019. Dana tersebut sebagian digunakan untuk mendukung ekspansi jaringan perseroan baik pada bisnis seluler, maupun fixed line.
Sepanjang 2019, Telkom berencana mengalokasikan belanja modal sekitar lebih Rp 33 triliun. Dengan begitu, realisasi penyerapan capex semester I 2019 mencapai 45% dari total anggaran.
Mengutip laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada bisnis seluler, sebagian dana belanja modal perseroan telah digunakan untuk membangun Radio Access Network (BTS 4G) dan pengembangan sistem informasi teknologi (IT).
(Baca: Telkom Catatkan Kenaikan Laba Bersih 27,36% pada Semester I-2019)
Sedangkan pada bisnis fixed line,perusahaan juga melakukan ekspansi dengan membangun jaringan akses dan infrastruktur backbone berbasis fiber optic untuk mendukung broadband seluler maupun telepon tetap kabel.
"Adapun sebagian belanja modal lain juga dimanfaatkan untuk pengembangan proyek lain seperti pembangunan menara," tulis manajemen perseroan dikutip dari Keterbukaan Informasi, Selasa (13/8).
Perusahaan berkode emiten TLKM itu menargetkan belanja modal pada periode 2019 bisa mencapai 27% dari pendapatan.
Sepanjang semester I 2019, perusahaan telekomunikasi pelat merah ini membukukan pendapatan Rp 69,3 triliun, naik 7,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 64,4 triliun. Adapun pendapatan Telkom di semester I, sebanyak Rp 40,5 triliun disumbang oleh bisnis data, internet dan jasa IT, diikuti kontribusi dari bisnis seluler berupa layanan suara dan dan sms Rp 16,6 triliun.
Sedangkan voice fixed line menyumbang Rp 2,6 trilun, terhadap pendapatan, disusul kontribusi bisnis interkoneksi Rp 3,3 triliun dan jaringan serta jasa telekomunikasi lain Rp 6,3 triliun.
(Baca: Pendapatan Naik, Rugi Indosat Susut 52% pada Semester I-2019)
Meningkatnya pendapatan Telkom sepanjang semester I lalu, akhirnya turut mendorong pertumbuhan EBITDA perseroan sebesar 16,9% menjadi Rp 33,1 triliun dan laba bersih sebesar 27,4% menjadi 11,1 triliun.