Kronologi Rusuh di Manokwari Versi Polisi, Diawali Insiden di Surabaya

Ameidyo Daud Nasution
Oleh Ameidyo Daud Nasution - Antara
19 Agustus 2019, 14:37
Asap membumbung dari gedung kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Manokwari, yang dibakar massa, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di
ANTARA FOTO/Toyiban
Asap membumbung dari gedung kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Manokwari, yang dibakar massa, Senin (19/8/2019). Aksi masyarakat Papua ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. Selain membakar gedung DPR, mereka juga memblokade jalan dengan membakar ban.

Kota Manokwari, Papua Barat pada hari Senin (19/8) mendadak lumpuh akibat blokade massa. Selain menutup jalan utama, para pendemo juga merobohkan papan reklame hingga puncaknya membakar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Papua Barat. 

Dari unggahan yang dikeluarkan akun Twitter @Daeng_info, terlihat api melalap habis sebuah bangunan yang disinyalir Gedung DPRD Papua Barat. “Selamat tinggal Gedung DPRD, tinggal kenangan,” kata warga dalam rekaman tersebut.

Advertisement

Awalnya massa hanya menggelar  demonstrasi mengecam perlakuan aparat dan masyarakat yang mengepung asrama Papua di Surabaya, Jawa Timur hari Jumat (16/8) lalu. Namun rusuh mendadak terjadi dengan blokade jalan, penebangan pohon, perusakan reklame, hingga pembakaran Gedung DPRD.

(Baca: Polri Masih Negosiasi dengan Pengunjuk Rasa Atasi Kerusuhan Papua)

Rusuh disebut polisi karena masyarakat yang terprovokasi informasi palsu. Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan rusuh sebenarnya dipicu disinformasi tentang adanya mahasiswa Papua yang meninggal. Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri saat ini juga mendalami akun siber yang menyebarkan konten provokatif.

“Sehingga saudara di Papua merasa terusik,” kata Tito.

Kapolda Papua Barat Brigadir Jenderal Pol Herry Rudolf Nahak, Pangdam VIII Kasuari Mayor Jenderal Joppye O. Wayangkau dan Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani yang berusaha berdialog dengan pendemo juga dipukul mundur warga.

Namun kondisi saat ini pelan-pelan bisa terkendali. Aparat kepolisian mengerahkan tujuh Satuan Setingkat Kompi (SSk), sedangkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerjunkan dua SSK. 

“Untuk melokalisir kejadian di Manokwari,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo dilansir dari Antara, (19/8).

(Baca: Polri Telusuri Konten Provokasi yang Diduga Pemicu Kerusuhan Papua)

Seorang warga Jl. Sanggeng bernama Simon mengatakan aksi terjadi karena kekecewaan warga terhadap insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jl. Kalasan, Surabaya. Makanya ia berharap pemerintah menyelesaikan masalah mahasiswa ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement