Bunga Lebih Rendah, Penjualan SBR008 Tak Capai Target
Pemerintah telah menetapkan hasil penjualan Surat Berharga Negara (SBN) seri Savings Bond Ritel (SBR) 008 sebesar Rp 1,89 triliun. Jumlah surat utang yang ditarik pemerintah itu berada di bawah target yang telah ditetapkan sebesar Rp 2 triliun.
"Dengan total Rp 1,89 triliun, terdapat 10.219 investor yang membeli SBR008," tulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam akun instagram resminya, Rabu (25/9).
Dari jumlah investor tersebut, 62,2% di antaranya merupakan investor baru yang mayoritas merupakan generasi milenial. Sementara sebanyak 73,34 persen dari total investor melakukan pemesanan pada rentang Rp 1 juta hingga Rp 100 juta. Pembelian pada rentang pemesanan SBR tersebut juga didominasi oleh generasi milenial.
(Baca: Sasar Milenial, Pemerintah Berencana Terbitkan 10 SBN Ritel pada 2020)
Berdasarkan profesi, pembeli terbanyak didominasi oleh wiraswasta yakni sebesar 19,56%. Kemudian disusul oleh ibu rumah tangga 8,95% dan pelajar atau mahasiswa 8,1%.
Dalam penjualan SBR008, ini pertama kalinya pemerintah menunjuk tiga lembaga persepsi dalam melaksanakan sistem penerimaan negara secara elektronik. Lembaga tersebut yakni Tokopedia, Bukalapak, serta Finnet.
Selanjutnya, pemerintah akan menawarkan kembali dua SBN ritel terakhir di tahun ini. Kedua SBN ritel tersebut yakni Obligasi Negara Ritel (ORI) 016 pada 2 - 24 Oktober 2019 serta Sukuk Tabungan (ST) 006 pada November 2019.
(Baca: Tawarkan Bunga Lebih Rendah, Kemenkeu Yakin SBR008 Masih Diminati)
SBR008 menawarkan kupon minimal di 7,2% per tahun dengan spread tetap 170 basis poin (bps) dari suku bunga acuan 5,5%. Sementara, SBR007 Juli lalu menawarkan kupon 7,5% dengan tambahan spread 150 bps dari suku bunga acuan 6%.
Dari jumlah penjualan tersebut, pencapaian SBR008 lebih rendah dari total volume pemesanan pembelian SBR007 di Juli yang mencapai Rp 3,2 triliun. Namun SBR007 hanya menjaring 9.956 investor.