Sirkuit Mandalika di Lombok dan Persiapan MotoGP Indonesia 2021
Ajang MotoGP di Sirkuit Buriram, Thailand pada Ahad (6/10) kemarin membuat penggemar balap motor Indonesia turut antusias. Bagaimana tidak, dalam dua tahun, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah balap motor paling bergengsi dunia itu. Sebelum Thailand, Malaysia telah lebih dulu menjadi tuan rumah MotoGP di Sirkuit Sepang.
Indonesia mendapat kontrak sebagai tuan rumah MotoGP dengan durasi lima tahun mulai 2021. Kontrak Promoter’s Agreement itu disepakati oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Cooperation (ITDC) dan Dorna sebagai penyelenggara MotoGP pada 28 Januari 2019 lalu.
Persiapan Indonesia sebagai tuan rumah MotoGP pun dikebut. Pada bulan Mei lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi sirkuit yang berada pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kami ingin fasilitas yang berkaitan dengan MotoGP 2021 itu segera dikerjakan. Airport sudah, jalan sudah penetapan lokasi, sehingga kami harapkan konstruksi paling lambat itu di Januari 2020," katanya, dikutip Antara, Jumat (17/5) lalu.
(Baca: Jalur Cepat Mengantarkan Mandalika ke Pentas Dunia)
Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer menyatakan, Sirkuit Mandalika nantinya akan berkonsep sirkuit jalanan. Artinya, sirkuit ini dapat difungsikan sebagai jalan umum saat tidak digunakan untuk balapan. Sirkuit jalanan ini serupa dengan yang digunakan pada ajang balap Formula1 di Singapura dan Monaco.
Abdulbar mengatakan, proses pengukuran topografi dan penyelidikan tanah untuk pembangunan Mandalika Street Circuit MotoGP 2021 telah selesai. Proses selanjutnya adalah land clearing dan pemagaran sekeliling area sirkuit.
Sedangkan proses konstruksinya akan dimulai dalam waktu dekat. "Kami pastikan pembangunan Mandalika Street Circuit saat ini berjalan sesuai rencana, yaitu memulai konstruksi pada Oktober 2019," ujarnya.
Dalam proses homologasi desain Sirkuit Mandalika, pihak Dorna juga telah menyepakati center line desain sirkuit. Artinya, titik-titik koordinat, panjang, dan lengkung lintasan satu dengan yang lainnya telah mendapat persetujuan.
Desain tiga dimensi Sirkuit Mandalika itu pun telah diunggah oleh akun resmi @MotoGP di Instagram.
Berdasarkan kesepakatan center line tersebut, ITDC bersama mitra kerja pembangunan Sirkuit Mandalika, yaitu Mrk1 Consulting dan Vinci Construction Grands Projects selaku investor kemudian menyiapkan dokumen homologasi untuk diserahkan kepada Federation Internationale de Motocyclisme (FIM).
(Baca: [Video] Mandalika, Zamrud Pariwisata yang Tengah Bersolek)
Selanjutnya, dokumen homologasi yang telah disetujui FIM akan menjadi dasar penyusunan Detailed Engineering Design (DED) atau gambar kerja yang mencakup rencana teknis, arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan sebelum memulai tahapan konstruksi.
"Sejak Mandalika Street Circuit disepakati menjadi lokasi penyelenggaraan MotoGP di Indonesia, kami mengikuti setiap proses perencanaan, khususnya homologasi sirkuit dengan hati-hati dan sesuai ketentuan, untuk memastikan sirkuit dapat digunakan mulai 2021 dengan tingkat keselamatan sesuai standar FIM dan Dorna," kata Abdulbar.
Menurut Abdulbar, FIM juga akan menggelar inspeksi sirkuit selama proses homologasi desain, juga saat sirkuit selesai dibangun. Sedangkan uji coba sirkuit oleh pembalap akan ditentukan oleh Dorna, sesuai dengan tersedianya waktu sebelum balapan.
Ia mengatakan jadwal resmi balapan MotoGP Mandalika untuk musim 2021 akan diumumkan pada Agustus 2020. ITDC menargetkan dapat melakukan uji kelayakan sirkuit pada akhir 2020.
(Baca: Anies Ingin Jakarta Jadi Tuan Rumah Balap Mobil Listrik Formula E 2020)
Selain menjadi tuan rumah balap MotoGP, Mandalika juga mendapatkan kontrak untuk menggelar FIM Superbike World Championship (WSBK). "Penyelenggaraan even MotoGP dan WSBK ini diyakini akan memberikan positioning yang kuat bagi Mandalika sebagai salah satu destinasi wisata olah raga unggulan di Indonesia," ujarnya.
Abdulbar menjelaskan pengembangan pariwisata di Mandalika akan berdampak positif bagi daerah. Di antaranya, penciptaan lapangan kerja langsung bagi sekitar 7.500 orang serta tambahan investasi lokal sebesar US$ 150 juta. Selain itu, proyek ini juga ditargetkan menambah jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia hingga mencapai 300 ribu orang per tahun.