Dikunjungi Jokowi, RI-Singapura Perkuat Kerja Sama Kawasan Industri
Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat memperkuat pengembangan Kawasan Industri Kendal dan Nongsa Digital Park, Batam. Kerja sama yang merupakan kelanjutan dari kesepakatan Leaders' Retreat pada tahun lalu ini diharapkan bisa memperkuat perekonomian kedua negara.
Adapun kesepakatan kerja sama tersebut merupakan satu dari sekian banyak bidang yang dibahas dan disepakati dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong pada acara Annual Leaders Meeting di Singapura, Selasa (8/10).
Adapun bidang lain yang disepakati di antatanya adalah peningkatan investasi, perdagangan, ekonomi digital dan pendidikan vokasi.
(Baca: Besok, Jokowi Bahas Peluang Investasi dan Vokasi dengan PM Singapura)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut bersama menteri lain mengatakan, pemerintah mengapresiasi pengusaha Singapura yang telah menanamkan modalnya di Kawasan Industri Kendal.
Kawasan industri terbesar di Jawa Tengah ini merupakan ikon baru bagi kerja sama Indonesia dan Negeri Singa. Kawasan Industri Kendal rencananya akan dibangun hingga tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare.
Kawasan tersebut nantinya bakal menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fesyen, industri komponen, sepatu, garmen dan permukiman. Saat ini, lanjut Airlangga, Kendal sudah memiliki banyak sektor light industry.
"Pengembangan Kawasan Industri Kendal akan terus diakselerasi agar menjadi
kawasan industri padat karya berorientasi ekspor," katanya dikutip dari keterangan resmi, Rabu (9/10).
Adapun, investasi yang sudah masuk ke Kawasan Industri Kendal hingga September 2019 mencapai Rp 11,4 triliun dengan 59 tenant dari Indonesia, Singapura, Jepang, Taiwan, hingga Korea. Jumlah tersebut juga meliputi relokasi dari dua industri asal Tiongkok.
"Total penciptaan lapangan kerja di kawasan tersebut, sudah lebih dari 6.950 orang," kata Airlangga.
Pemerintah juga menurutnya akan fokus mengakselerasi pengembangan Kawasan Industri Kendal yang statusnya akan naik menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan begitu, investasi yang masuk ditargetkan mencapai Rp 70 triliun dalam lima tahun ke depan.
Hingga 2024, KEK Kendal juga ditargetkan dapat kawasanindustri penggerak ekspor hingga US$ 500 juta per tahun dan mensubtitusi impor hingga US$ 250 juta per tahun. KEK Kendal juga diharapkan dapat memberdayakan sebanyak 20.000 tenaga kerja, dan 60.000 tenaga
kerja lainnya di sekitar kawasan tersebut.
(Baca: Jokowi Sepakati Kerja Sama Ekonomi, Digital, Keamanan dengan Singapura)
Sejumlah sektor industri prioritas di KEK Kendal, antara lain industri makanan dan minuman, elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta furnitur. “Jadi, KEK Kendal bisa menjadi salah satu area untuk ekspansi industri di Semarang dan Kendal sekaligus sebagai export hub" ujarnya.
Selanjutnya, pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk mengembangkan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam. Kawasan ini akan menjadi basis bagi pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film, dan animasi.
Proyek tersebut dikoordinasikan oleh PT Kinema Systrans Multimedia yang bekerja sama dengan Infinite Studios. Per Agustus 2019, jumlah tenant dan startup di NDP telah mencapai 50 perusahaan, termasuk startup dari Singapura, yaitu Glints (Start-up talent recruitment) dan LiquidPay (Fintech).