Dirgantara Indonesia Ekspor Pesawat Terbang Militer ke Nepal
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mengekspor satu unit pesawat terbang militer jenis CN235-330 ke Nepal. Pesawat ini merupakan pesanan militer Nepal yang kontraknya diteken sejak 16 Juni 2017.
"Pembiayaan produksi pesawat CN235-220 Military Transport untuk Nepalese Army dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan skema penugasan khusus ekspor (PKE)," tulis PT DI dalam keterangan resminya, Bandung, Rabu (30/10).
(Baca: PTDI Dapat Banyak Perjanjian Kerja Sama di Singapore Airshow 2018)
Pemberian fasilitas PKE kepada PT DI merupakan realisasi dari Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 512/KMK.08/2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 649/KMK.08/2017 Tentang Penugasan Khusus Kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Untuk Menyediakan Pembiayaan Ekspor Pesawat Udara.
PKE merupakan mandat yang diberikan pemerintah kepada LPEI untuk meningkatkan daya saing produk dan mendorong industri strategis nasional melakukan ekspor ke negara-negara nontradisional.
Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly menjelaskan, kinerja ekspor industri nasional sangat penting bagi peningkatan nilai neraca perdagangan. Untuk itu, diperlukan upaya dalam meningkatkan nilai ekspor baik dari sisi volume ekspor maupun pasar tujuan ekspor.
(Baca: Menanti Produksi Massal Burung Besi N219 Nurtanio )
"Dukungan yang diberikan LPEI kepada PT DI merupakan salah satu bentuk strategi untuk menunjukkan bahwa produk pesawat buatan Indonesia mampu bersaing di pasar Internasional," jelas Shintya.
Proyek produksi satu unit pesawat terbang CN235-220 mampu menyerap lebih dari 4.000 tenaga kerja dan melibatkan berbagai industri penunjang, terutama usaha kecil dan menengah. Ke depannya, pesawat jenis ini diharapkan dapat menjadi salah satu flag carrier Indonesia dalam penetrasi ekspor ke pasar-pasar di kawasan Asia Selatan.
Pemerintah saat ini tengah mendorong ekspor ke sejumlah pasar nontradisional, antara lain seperti negara-negara di kawasan Asia Selatan. Hal ini seiring penurunan ekspor nonmigas Indonesia ke negara-negara tujuan utama seperti terlihat dalam databooks di bawah ini.