Harga Bawang dan Ayam Naik, BI Catat Inflasi Pekan Ke-3 November 0,08%
Bank Indonesia (BI) mencatat, inflasi hingga pekan ketiga November mencapai 0,18%. Kenaikan tingkat harga konsumen tersebut terutama disumbang oleh harga bawang merah dan daging ayam ras.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, inflasi secara tahunan tercatat 3,04% dan 2,41 secara tahun kalender. "Ini menunjukkan kalau inflasi sampai dengan November masih rendah terkendali," kata Perry saat ditemui di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (22/11).
Bawang merah menyumbang inflasi sebesar 0,08% dan daging ayam ras 0,05%. Namun, terdapat sejumlah komoditas seperti cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan harga atau deflasi.
(Baca: BI Yakin Daya Beli Masyarakat Masih Kuat)
Sesuai siklus, menurut Perry, terdapat kenaikan harga yang cukup tinggi pada sejumlah barang di November dan Desember. Hal ini biasa terjadi menjelang akhir tahun karena berdekatan dengan Natal dan Tahun Baru.
"Ini biasa kalau menjelang akhir tahun," ucap dia.
Perry memperkirakan inflasi sepanjang tahun ini berkisar 3,1%. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat inflasi pada Oktober sebesar 0,02% secara bulanan. Adapun inflasi secara tahunan tercatat sebesar 3,13% dan tahun kalender sebesar 2,2%.
(Baca: Sri Mulyani : Rupiah Stabil dan Berpotensi Menguat Hingga Akhir Tahun)
Inflasi Oktober disumbang oleh kelompok pengeluaran bahan makanan jadi, rokok dan tembakau sebesaKenaikan harga makanan jadi seperti nasi dan lauk pauk serta rokok.," jelas dia.
Kendati demikian, kelompok bahan pangan sebenarnya mencatatkan deflasi sebesar 0,45% dengan sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,08%.