OJK Belum Kantongi Skenario Utuh Penyelamatan Jiwasraya

Agatha Olivia Victoria
10 Desember 2019, 15:10
OJK, jiwasraya, asuransi jiwasraya, kemelut jiwasraya, penyelamatan jiwasraya
Jiwasraya.co.id
Ilustrasi. Asuransi Jiwasraya mencatatkan modal perusahaan minus Rp 24 triliun per September 2019.

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK masih menunggu skenario jangka menengah dan panjang penyelamatan Asuransi Jiwasraya. Saat ini, skenario tersebut masih dirumuskan manajemen dan Kementerian BUMN selaku pemegang saham.

"Kami minta manajemen Jiwasraya untuk membuat skenario bagaimana mengatasi cashflow, untuk membayar semua klaim-klaim nasabah ini," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat ditemui di Jakarta, Selasa (10/12).

Wimboh menjelaskan, skenario pertama penyelamatan Jiwasraya sudah dilakukan melalui pembentukan anak usaha, PT Jiwasraya Putra. Saat ini, anak usaha Jiwasraya tersebut sudah diberikan konsesi untuk melayani program asuransi di beberapa BUMN.

"Jiwasraya Putra ini akan menarik investor, karena bisnisnya kan sudah ada. Dari hasil itu nanti bisa untuk menambah cashflow Jiwasraya," jelas dia.

Sementara skenario jangka menengah panjang selanjutnya, menurut Wimboh, masih dirumuskan oleh Kementerian BUMN selaku pemegang saham.

"Ini masih dibicarakan oleh pemerintah selaku pemilik, khususnya Kementerian BUMN," kata dia.

(Baca: Bank KEB Hana Bantu Nasabah Cairkan Dana Asuransi Jiwasraya)

Jiwaraya sebelumnya gagal membayar klaim produk Saving Plan akibat kesulitan likuiditas. Produk ini disalurkan melalui saluran distribusi bancassurance dengan sejumlah bank mitra, antara lain BRI, BTN, PT Bank ANZ Indonesia, PT Bank QNB Indonesia Tbk, PT Bank KEB Hana, PT Bank Victoria Tbk, dan PT Bank Standard Chartered Indonesia.

Berdasarkan dokumen RDP Jiwasraya yang diperoleh Katadata.co.id sebelumnya, Jiwasraya melakukan kesalahan dalam pembentukan harga produk tersebut dan lalai dalam berinvestasi. Lantaran imbal hasil tersebut berada di atas rata-rata pasar, Jiwasraya pun berupaya menggenjot hasil investasi tanpa memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Hal ini membuat hasil investasi perusahaan justru memburuk di tengah kondisi pasar yang tak pasti. Akibatnya, modal perusahaan minus hingga Rp 24 triliun per September 2019.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...